Kamis, 01 Agustus 2013

Untukmu; penyebab kerinduanku yang menggebu

“Dalam lima belas minggu ini, aku hanya berpikir bahwa aku telah kehilanganmu, bukan memikirkan bagaimana aku mencari penggantimu. Ini sebab segala usahaku hanya jalan ditempat.”

Aku sangat membenci kelemahanku dalam kesendirian. Tak pernah mampu terbebas dari ingatan yang melumpuhkan rasa untuk mencintai kembali. Kerinduan yang kian hari kian mendesak hati. Kerinduan yang hanya tertuju untukmu, pencuri hati.

Apa pernah terpikirkan olehmu bahwa dalam tawamu, ada yang menangis tersedu-sedu mengemis kepada-Nya untuk dipertemukan kembali pada cinta yang hilang? . Apa pernah secuil saja kau rasakan kerinduanku yang berupa isyarat dari-Nya? .  Aku pernah, bahkan selalu mengemis kepada-Nya untuk disatukan dalam kebahagiaanmu yang itu tak ada lagi bagian dariku.

Selalu saja kuutarakan kerinduan dari tulisan yang mungkin hanya bacaan yang lalu-lalang bagimu. Seandainya kau tahu, dalam tulisan ini banyak air mata yang tumpah berserakan menjatuhkan butir demi butir kerinduanku padamu. Meski demikian, kerinduanku tak kunjung habis, malah justru semakin mendesak dan terus mendesak hati.

Aku berangan, bilamana kau menjual penawar rindu itu, akan kubeli, demi untuk mengobati rindu ini. Bilamana kau menjual waktumu, akan kubeli, demi untuk sedikit bercakap dan meletakkan rindu ini dimatamu. Akan kucari celah dalam hatimu, melalui kesempatan yang ternyata hanya buih perih yang kudapat; khayalan semata.

Dalam lima belas minggu ini, aku hanya berpikir bahwa aku telah kehilanganmu, bukan memikirkan bagaimana aku mencari penggantimu. Ini sebab segala usahaku hanya jalan ditempat. Merubah pikir menjadi tekad tanpa keinginan yang sepenuhnya dan kesedihan hati yang menjalar dalam ingatan masa indah (antara kita) sama dengan kesulitan.

Dalam lima belas minggu ini aku merangkak dari kesedihan
Aku berharap kebahagiaan baru segera menyelamatkan
Dalam lima belas minggu ini aku disiksa kerinduan
Aku berharap segera datang keajaiban dengan adanya pertemuan (antara kita)
Dalam lima belas minggu ini aku memperhatikanmu diam-diam
Aku berharap kabar baikmu yang kucuri mampu meredam sedikit kerinduan
Dalam lima belas minggu ini aku berusaha tidur lebih awal
Aku berharap mimpi indah datang menggantikan kesedihanku dalam kesendirian
Dalam lima belas minggu ini rasaku bertahan tanpa paksaan
Aku berharap waktu yang berjalan membuatku lelah menghadapinya
Dalam lima belas minggu ini aku tak pernah lupa mendoakan
Selalu berharap kita sama-sama mendapatkan kebahagiaan yang lebih baik dari yang pernah kita berdua dapatkan

Semoga Tuhan dapat menyatukan serpihan kisah dan puing hati yang pecah karena amarah kita dikemudian hari

Dan Tuhan mengkaruniai kita kebahagiaan mutlak dalam kehalalan hubungan yang sesungguhnya


(Untukmu; penyebab kerinduanku yang menggebu). 31/7/13