Aku hanya bisa menunggumu
Seperti malam yang menunggu pagi
Seperti siang yang menunggu malam
Seperti Panas yang menunggu hujan
Seperti barisan paling depan
dalam perang yang menunggu aba-aba pimpinan
Seperti penduduk yang lapar
menunggu makanan
Seperti penduduk langit yang
menunggu Uwais Al-Qarni kembali
Seperti muslim yang beriman
menunggu kedatangan Imam Mahdi
Sungguh berat perkataanku,
mencirikan layaknya aku adalah seorang muslimah yang suci
Tetapi, perangai tak seburuk
kelakuan
Kelakuan yang dihapus pada malam
dalam pengaduan pada Tuhan
Biar kuselipkan tanya dalam
untaian ini
Bagaimanakah kabarmu?
Kabar yang selalu kutahu setiap
bertemu
Fisik yang begitu baik dengan
senyum lepas tanpa penahan
Tapi, aku ingin sekali mendengar
jawaban darimu, sayang
Aku merindukanmu
Bak merpati yang pergi merindukan
sarang
Tanah yang tandus merindukan
basah
Dan seperti aku yang merindukan
waktu kembali dengan saat-saat yang lalu
Selalu kuulangi bahwa aku
menginginkan kehadiranmu
Dalam setiap hari, jam, menit,
bahkan detik dengan bersamamu
Tapi kutahu Tuhan punya rencana
lain, sayang
Seperti halnya pisau tercipta
untuk tajam tanpa ia tahu kegunaannya selain dari pemakainya
Rasanya aku ingin menghabiskan
waktu bersamamu
Bercerita dipinggir pantai dengan
debur ombak dan angin yang memaksa untuk berpaut lebih lama
Atau dengan kabut tipis yang
turun dipuncak gunung Bromo yang ingin kita jajaki bersama
Tapi kusadarkan diriku dari
khayal untuk yang terakhir
Tuhan memiliki rencana lain
untukmu dan untukku
Hingga suatu hari nanti,
Yang rencananya tak siapapun tahu