Jumat, 28 Juni 2013

Cerita (5). Tentangmu

"kesesakkan ini bernama tentangmu"

Nyata sekali senyummu dihadapanku. Sentuhan lembut menghangatkan tanganku membuatku tak menginginkan moment ini segera berlalu. Aku lingkarkan tanganku diperutmu dan kita menembus hujan hingga butiran air hujan yang menabrak terasa lembut. Aku menyandarkan kepalaku dibahumu menaruh cinta yang begitu dalam dan kamu fokus mengendarai sepeda motormu. Entah kau merasakannya atau tidak aku tidak peduli, yang aku tahu, aku sangat menyayangimu.

Aku merasa jantung ini seperti bom dinamit yang akan segera meledak ketika aku menyadari khayalku telah menembus 5 bulan yang lalu. Mataku terasa sesak oleh mutiara air mata yang selalu saja berbicara saat semua otakku memutar memory tentang kita. Pada kenyataannya didepanku bukan kamu, melainkan adalah  temanku.

Hujan yang aku kagumi kedatangannya menjadi suatu hal yang aku takuti kehadirannya. Bak tajamnya pisau yang akan merobek-robek perasaanku ketika tentangmu itu melintas dalam pikiranku. Hujan, aku cinta hujan ! tapi aku juga membencinya ! membenci kehadiran masa lalu yang selalu menggeluti otakku saat hujan menyapa. Hujan yang penuh rahmat sang Ilahi Rabbi aku musuhi kehadirannya. Kesejukannya tidak pernah menenangkan pikiranku lagi, malah justru mengobrak-abrik hatiku tentangmu. Ya ! kesesakkan ini bernama tentangmu .


Aku belum pernah belajar persoalan mengenai “CINTA”. Tapi Allah telah mengujikanku mengenai “MENCINTAI”, dipersulit karena belum “MENSYUKURI”, dan gagal karena belum “MENGIKHLASKAN” . Aku  tak tahu bagaimana remidial kedepan. Apakah Allah akan memberikan remedial kepada orang yang sama atau berbeda. Yang pasti aku berharap remedial yang Allah berikan dengan masalah yang sama dan orang yang sama. Karena akan terasa lebih mudah memperbaiki kesalahan pada orang yang pernah kita pahami hati dan perasaannya. Setelah itu “BAHAGIA” pada cerita akhirnya.

Rabu, 26 Juni 2013

Puisi (2) . Hujan

Hujan

Bawa saja segala kisahku dengannya
Hanyutkan saja hingga sampai ditengah laut lalu dimakan Hiu

Hujan

Bawa pergi jauh saja kerinduanku
Melalui angin yang berhembus
Hingga sedikit menyapa hatinya yang beku

Hujan

Wakilkan saja teriakkan hatiku
Dari benturan awan yang menghasilkan bunyi itu
Hingga membuat hatinya sedikit takut

Hujan

Berikan keteduhanmu untuknya
Senggol sedikit saja kulitnya
Hingga dia sampai pada ingatan sesak tentangku

Hujan Hujan Hujan Hujan
Bila dipertegas segala pertemuan kita dahulu
Lukaku seperti tertabur garam olehmu

Oh , bukan kamu, tapi dia
Bukan dia, tapi kenangan bersamanya .


Selasa, 25 Juni 2013

Setitik masalah

“Sekecil apapun masalah sebaiknya diselesaikan secepatnya dengan penuh ketenangan”

Langit berubah warna pun, kau takkan pernah tahu jika buta warna. Sama seperti perasaanku yang bertabur cemas ini. Sana-sini otakku berjalan seribu kali keliling untuk menemukan solusi, tapi tak pernah sekalipun kutemui. Memangnya kau tahu? Mengerti? Bukankah sama? Hatimu buta, tak mau mengerti. Seharusnya keberadaanmu disini dapat mendekapku dari rengkuhan kecemasan karena masalah yang menggelora. Bukan justru kau mendorongku hingga aku sampai pada titik keputus asaan.

Hari ini , Langit pagi di Jakarta kelabu. Kesejukannya menyentuh lembut relung hati dan membawaku sedikit pada ketenangan. Selamat pagi kota Jakarta, aku memang pendatang, tapi kurasa bertahun-tahun aku tinggal disini kita cukup bersahabat. Coba dengar, disini aku bersama banyak orang, tapi saat aku termenung sendiri mereka tidak mendekap memberikan kenyamanan dan ketenangan. Mereka hanya mendesakku ini itu membuatku merasa tertekan. Lalu bagaimana jika aku pergi darimu ? apa kelak aku kembali kau masih mengingatku? .

Aktivitas yang begitu mengejar membuatku merasa lelah untuk berlari lagi. Kakiku kehilangan kekuatan dan berhenti dengan sendirinya untuk bersimpuh lalu tertubruk. Tuhan, aku lelah. Rasanya aku ingin sekali tertidur beratus-ratus hari dalam dekapanMu. Kemudian kau kembalikan Ruhku ketika masalah kian lenyap oleh tanganMu.

Terlintas dalam pikiranku untuk pindah kota. Demi menghindari masalah yang kian hari bagai epidemi menjalar kedalam otak. Di kota berbeda aku akan membuka lembar baru dengan hidup penuh kenyamanan dan ketentraman. Fokuskan pendidikan hingga sampai pada apa yang kucita-citakan. Terbebas dari segala aktivitas yang membuatku kelelahan untuk terus tegap berdiri. Tapi, apa semua itu akan berhasil ? meninggalkan masalah begitu saja ? bukankah hal tersebut akan membebankan pikiran ? bukankah justru membuat diri terhantui ?. Sekecil apapun masalah sebaiknya diselesaikan secepatnya dengan penuh ketenangan. Ya ! aku mengerti .


Kini waktunya aku berbicara pada hati kecil dan kembali menyusuri jalan pada otak hingga menemui solusi yang tepat. Dan aku akan berhenti menghitung mundur untuk melangkahkan kaki menjauh dari kota ini, Jakarta.

Sabtu, 22 Juni 2013

Tanah Kelahiranku, Jakarta 486.

Selamat pagi yang cerah kota kelahiranku, Jakarta. Sudah berusia 486, bagaimana kabarmu ? masih sanggupkah menampung Jutaan orang  ? . Kuharap kau mampu merubah keburukan-keburukanmu bersama kekasihmu, Pak Joko Widodo.

Tahukah ? Merasakankah kamu ? . Aku merindukanmu yang dulu ketika polusi masih bisa ditolelir oleh paru-paru. Saat aku menyapamu dipagi hari dengan jogging ringan sana-sini bersama Ayah tercinta. Kulihat laut disebelah utara masih berombak dan bersih tanpa sampah. Ketika langit sore berganti warna masih terasa ketentraman tanpa kebisingan yang berlebih.

Aku tahu sayang, semakin usiamu bertambah malah semakin banyak tangan manusia yang menyakitimu. Menghinamu dengan membuang sampah disembarang yang mereka mau. Mencoret-coret keindahan darimu. Aku mengerti perasaanmu, karna aku mencintaimu Tanah Kelahiranku.

Jangan marah, jangan. Bersabarlah sayang, bersabar dengan segala pencemaran yang sebangsaku buat. Mengertilah, tidak semua sebangsaku menyakitimu. Banyak diantaranya yang juga mencintaimu sama seperti yang aku lakukan kepadamu. Banyak diantara mereka yang juga menjagamu sama sepertiku. Kau tidak sendiri sayang, tidak. Banyak yang mencintaimu.

Berikanlah yang terbaik selagi kamu mampu. Ikuti arahan kekasihmu yang setia membimbingmu mencapai kesejahteraan rakyat. Kami bertaruh harapan kepadamu, oh Tanah Kelahiranku .

Happy Birthday 486 Jakarta . Love you so much Jakarta .


Jumat, 21 Juni 2013

Anniversary Failed

 " Biarkan aku yang menangis, biarkan aku sembunyikan kesedihan ini darimu, dan mendoakanmu dalam sesak hatiku "

Hai kamu . Sedang apa disana ? masih adakah aku dalam pikiranmu ? seperti beberapa bulan yang lalu. Aku merindukanmu, sungguh. Kamu dimana ? sedang  dalam kesenanganmu bersama para sahabatmu kah ? atau dalam genggaman orang yang berhasil merebutmu dariku?. Masih ingat setahun yang lalu ? Aku sangat yakin kamu pasti ingat. hanya saja kamu menahan diri untuk mengucapkannya demi HARGA DIRI bukan ?

Bukankah seharusnya hari ini kita tertawa bersama dengan berkeliling kota Jakarta? Menikmati keindahan sore hari hingga langit berganti warna. Lalu bersenda gurau dibawah lampu jalanan dan lampu gedung yang  berkerlap-kerlip sepanjang jalan. Seharusnya kita dapatkan pengalaman itu sayang.

Faktanya hari ini kita bolos buat lihat lampu monas yang berganti-ganti warna. Kita bolos buat minum ice cream. Kita bolos buat makan nasi goreng dibawah terminal busway itu. Kita bolos semuanya. Memangnya kamu tidak takut Tuhan marah kalau kita bolos terus-terusan?
Seharusnya kamu ada disini, tapi pada kenyataannya kamu ada disana bersama pilihan yang menurutmu baik.

Aku bisa apa? Ketika aku sadar kamu sudah menggenggam tangan wanita lain dan kalian sudah saling menyayangi.  Apa aku harus menghancurkan hubunganmu? Apa aku harus memenangkan egoku? Untuk mendapatkan cintamu kembali ? Tidak sayang, aku sama sekali tidak punya jiwa berwarna merah terang. Biarkan aku yang menangis, biarkan aku sembunyikan kesedihan ini darimu, dan mendoakanmu dalam sesak hatiku.

Mereka bilang “tunggu, kamu akan tertawa dikemudian” , Tidak sayang, aku akan menjadi orang pertama yang akan memelukmu ketika kamu dilanda kesedihan dan kegundahan. Telingaku siap mendengarkan dan bahuku siap di jadikan sandaran. Kembalilah. Ketika kamu sudah merasa lelah dengan apa yang kamu jalani . Aku siap bersusah hati bersamamu. Aku janji.

Happy Anniversarry. Semoga hari ini kita miliki doa yang sama . Aamiin Allahumma Aamiin .

Rabu, 19 Juni 2013

Cerita (4) . Kamu

“Kebaikanmu yang selalu memberi membuatku sulit pergi”

Ini sudah 2 bulan tanpa kehadiranmu. Masih sama, namamu masih melekat dalam hati ini. Apa kabar ? kuharap kau baik baik saja. Apa kau  bahagia bersamanya? Tentu pastinya, dia memiliki segalanya yang tak kumiliki. Tapi, dia tak miliki perasaan yang sama denganku, perasaan yang hanya kumiliki untukmu.
Aku masih sendiri. Dalam diam mengingat saat kau menghapus air mata kala pertengkaran antara kita memuncak. Mengelus pipiku manja lalu mencubitnya. Sayang, aku merindukan waktu yang berlalu. Memang tak seharusnya berlarut sedang kau menginginkan perpisahan yang terbaik. Terbaik katamu? Itu hanya untukmu. Apa setelah kepergianmu setiap pagi aku terbangun dengan mata panda itu baik ? .

Kuraih ponselku, masih berharap ada pesan singkat darimu yang sekedar menanyakan kabar. Tapi Tuhan tak pernah mengabulkan keinginanku. Berapa ratus ribu lagi jari yang kuhitung berulang kali menanti kabarmu kini ? kaukira ini menyenangkan? Tidak, ini menggelisahkan,dear. Ketika mataku terpejam, aku lihat kamu ada disana . masih dengan senyummu yang merasuk jantungku juga meremukkan tulang tulangku, mengganggu otakku dan setiap aktivitasku terasa sesak oleh tentangmu. Seharusnya dari awal aku takmengartikan perhatianmu itu lebih. Perhatian yang juga kauberikan kepada wanita lain. Terlalu tinggi mengira hanya akulah satu satunya dihatimu yang kamu tak akan meninggalkanku. Tapi buruk, pada kenyataannya kaumeninggalkanku untuknya. Pertemuan yang singkat pengalaman yang begitu lama kita lalui kaukhianati begitu saja. Kaukira aku terima ? aku belum bisa terima sayang. Ibarat sebuah bangunan yang aku bangun sendiri sampai setinggi mungkin lalu kau benturkan hingga hancur tak menyisa. Dimana Tuhan sembunyikan perasaan ? kau yang menutupi sayang. Buka mata, buka pikiran, rasakan apa yang kau berikan ini, sakit bukan? .

Kebaikanmu yang selalu memberi membuatku sulit pergi . Memberikanku ketenangan, memberikanku kenyamanan, memberikanku perhatian, memberikanku keistimewaan, memberikanku segalanya yang membuat hati dan pikiranku tak luput dari tentangmu.


Selalu bertabur kesedihan dalam hening malam yang mengelitiki kesendirian. Seandainya kamu mengerti, rasa ini takkan pernah mati. Cinta bagai mutiara dalam lumpur yang terinjak-injak. Memang perih menerima kenyataan yang berbelok dari garis keinginan. Rasanya aku ingin sekali berteriak memberi isyarat, bahwa aku ingin secepat mungkin direngkuh sang Ilahi . Aku sepi sendiri, tanpa kamu yang dulu selalu memberi. 

Cerita (3) . Cinta monyet ini

Perkenalan itu terjadi  begitu saja dengan pertemuan yang tidak singkat. Membuat hati kita saling tersangkut . Ditempat kita saling beradu dalam sebuah perjalanan menuju masa depan. Rasa nasi goreng pengobat perih itu masih aku ingat, ketika kamu real aku jadikan sandaran. Gambar pocong dipapan tulis itu masih aku abadikan. Hal itu bertepatan saat hati mulai terasa nyaman didekat kamu. Tempat bersejarah yang terakhir kali aku kunjungi diwaktu kelas  4 SD masih aku ingat. Setelah itu bukan menjadi yang terakhir kali lagi. 

Waktu terasa begitu singkat, tapi berada didekatmu terasa begitu lama. Begitu bodoh ketika seperti terbawa jauh dari nyata saat aku balas tatap matamu. Cinta, dari mata turun ke hati. Definisi yang tak asing didengar. Terasa gejolak rindu yang memuncak tanpa sebuah pesan singkat darimu dalam satu hari saja. Memberikan signal pada otak untuk selalu melintasi putaran jalan yang lampau. Sehingga hal tersebut dengan sendirinya membuat lengkungan kebawah pada bibir. Seperti ada guncangan yang hebat saat pesan singkat yang aku terima darimu ada titik dua bintang, kamu memberikanku sebuah harapan. Waktu terus bermelodi aku menaruh hati. Hingga terasa masa seperti berhenti bernyanyi. Aku lihat sepertinya dialah yang terbaik. Pikirku, rasa sayang adalah sebuah rasa yang mampu merelakan kepedihan untuk kebahagiaan seseorang yang disayang. Akal sehatku tak mampu menerima hal yang sepertinya tak adil, itu awalnya. Pada akhirnya, keikhlasan memenangkan. 

Setelah tempuhan sulit yang terlewati , kamu kembali. Memberi terang yang berbeda walau terasa sedikit berapi. Rasa yang menunggu akhirnya sampai pada tujuannya. Aku menemukan pribadiku yang berbeda. Ketika aku merasa menjadi lebih baik dengan selalu bersabar dalam diam. Sembunyikan rasa, mempertahankan hubungan yang lama tak sampai. Inilah waktu dimana setiap waktu aku habiskan dalam pesan singkat bersamamu. Terkadang membuatku seperti lebih tua karna sering melupakan sesuatu saat sedang asik denganmu. Satu waktu saja tanpa kabar kamu, hatiku digeluti rindu, pikiranku dicengkram rasa cemas yang begitu menggelisahkan hati. Apa rasa seperti itu pernah kamu miliki untukku ?. Dalam kelelahan aku sampaikan rindu melalui pertemuan. Rinduku selalu menang melawan rasa lelah. Rasa lelah yang diserang senyummu lalu menghilang begitu saja. Perasaan yang begitu dalam menggerakkan batinku untuk selalu menjadi yang terbaik untukmu.  Tunduk mematuhi akan segala nasihat-nasihat darimu. Selalu menjadi apa yang kamu mau seperti dengan sendirinya menggerakkan diriku. Selalu berusaha mewujudkan keinginanmu, karna aku tak pernah ingin mengecewakan kamu. 

Aku ikuti putaran bumi dalam nyanyian waktu yang masih berdurasi. Mengkhayalkan masa depan bersamamu dengan melupakan perjalanan yang kian panjang membentang. Aku sama sekali tidak pernah menerapkan pengkhianatan dalam diri. Bagiku itu hal terbodoh yang akan membuat aku tergelincir kembali dalam nestapa. Bumi yang berputar seakan semakin cepat membuat aku dan kamu tergelincir dan saling menyakiti. Lalu mulai muncul rasa takut kehilangan yang berlebihan. Amarah seperti sahabat baru yang membisikkan saran menyelesaikan setiap masalah. Aku wanita bodoh yang bersahabat denganya tanpa sadarkan diri.  Membuat kamu jauh lalu pergi dan menghilang untuk kebahagiaan baru. Aku ditertawakan keterpurukan dan merasa dijauhi kebahagiaan . Pikiran yang penuh dengan kamu menggerakkan diri dengan sendirinya untuk memaksakan kamu tetap disini. Ternyata perjalanan yang terlalui banyak itu berpengaruh terhadap merelakan kamu, berbeda dengan pertama aku merelakan kamu. Dia yang kamu pilih, itulah kebahagiaan untuk kamu. Lalu hati aku ? kebahagiaan baru membuat hati kecil kamu tertutup. 

Aku merasa nestapa itu mulai sirna. Keikhlasan mengulurkan tangannya membantu aku bangkit dari keputus asaan. Salah satu dari mimpi aku takkan kembali terwujudkan, satu mimpi yang gugur. Mungkin ini takdir Tuhan, menguji aku melalui kamu makhlukNya yang sangat aku sayang. Semua lekat dalam ingatan. Aku mempunyai cara tersendiri untuk menyampaikan rinduku yang tak pernah bertepi lagi.  Aku tidak bisa meramalkan masa depan. Semoga waktu menunjukkan keadilan dan kebenaran sehingga kita miliki kesempatan bertemu dimasa depan dengan kenangan yang sama sama terkubur. Cinta monyet ini sangat berarti. Aku akan berhenti menyayangimu ketika durasi waktu telah habis, aku janji.

Cerpen (2) . Senyum dibalik Kesedihan

Sudah seminggu Chira terjebak dalam ruang kesedihan. Dibutakan cinta yang tidak memihak padanya. Menutup hati yang seharusnya orang lain berhak mendapatkannya. Memang bukan keinginan Chira untuk tetap mempertahankan rasa yang ada, tapi rasa yang memaksa Chira untuk mempertahankan apa yang ada. Tenggelam Chira dalam air mata kesedihan yang sudah 2 hari merasa kehilangan.

Pagi yang cerah, suasana kelas yang ribut ketika tidak ada guru membuat Chira sedikit terlihat menahan sesuatu dibalik pejaman matanya ketika sedang merunduk diatas meja. Jelas sekali terlihat olehnya kemesraan yang tidak seharusnya ia lihat, yang seharusnya menjauh dari dirinya. Tapi usaha kuat untuk tetap tegar Chira lakukan. Chira pergi dari tempat kesedihan dan berjalan melewati kemesraan itu ke arah teman-temannya yang sedang asik tertawa dengan lepas tanpa beban. Lain halnya dengan Chira yang sedikit memaksa tertawa untuk menyembunyikan kesedihan dari teman-temannya. “Gue tau perasaan lo kok Ra” suara yang membuat Chira tersentak kaget karena ada yang memperhatikan dirinya yang sesekali mencuri pandang kearah kemesraan. “Eh, tau apa ? jangan sok tau deh Rin ah -_-“ jawab Chira salah tingkah menyanggahnya. “Mulut lo bisa aja bohong Ra, tapi mata sama hati lo itu gabisa bohong” sambar Neli yang sejalan bersama Rina berusaha membuka sesuatu yang ditutupi oleh Chira. Chira hanya terdiam mendengarnya, ternyata sesuatu yang ia tutupi gaakan berhasil tertutup dari orang yang peka akan sesuatu. “Lo cemburu liat Sandi berduaan sama Resi kan ?” tanya Selvi yang sedari tadi menyimak dengan apa yang dibahas.  Chira hanya diam menunduk tak mampu menjawab lontaran pendapat dari teman-temannya. “gue kekamar mandi dulu yaa” kata Chira menahan sesuatu yang seakan ingin meledak disudut matanya, dan dengan segara Chira berjalan cepat ke kamar mandi.  Dan benar air mata itu menari-nari dipipinya  ketika telah sampai dikamar mandi yang sedang tiada siapapun disana. Chira melihat dirinya dalam cermin, seperti bukan dirinya. Dengan mata sembab seperti mata kodok. Bukan seperti Chira yang biasanya, selalu senyum-senyum memuji dirinya sendiri dalam cermin. Pribadinya berubah sejak pupusnya segala harapan. Agak sedikit pendiam, namun berusaha tetap terlihat ceria. Walaupun beberapa diantara temannya merasakan kesedihan Chira. Karna sejak 2 bulan yang lalu matanya meliput kedekatan Chira dengan Sandi. Dan 2hari ini bukan kedekatan mereka lagi yang dilihat, tetapi kemesraan antara Sandi dan Resi.

Bel berdering keras sekali memberi isyarat bahwa waktu pulang telah tiba. Chira membereskan buku-bukunya dan memasukkan kedalam tas. Sesekali matanya menangkap kembali kemesraan. Rasanya Chira ingin sekali meluapkan segala kesedihannya didepan Sandi, tetapi apalah daya, Chira tidak ingin membuat Sandi merasa iba pada dirinya dan berusaha mendekatinya kembali hanya untuk mengusir kesedihan. Chira sengaja memperlambat membereskan buku-bukunya hingga kelas sepi dan tak terlihat lagi Sandi dengan pujaan hatinya. Chira duduk dibangku menyembunyikan wajahnya diantara kedua tangannya yang dilipat diatas meja. Dadanya terasa sesak sekali melihat kemesraan diantara Sandi dan Resi. Baru 2hari saja ia sudah merasakan sesak pada dadanya, apalagi seminggu, sebulan, bahkan setahun, bisa terkena serangan penyakit yang berbahaya lainnya mungkin, begitulah fikirnya setiap kali merasa kesedihan datang menyelinap masuk dalam keceriaannya.

“Neng, sudah sore, sudah waktunya kelas saya bersihkan neng” suara yang tak asing itu mengagetkan Chira yang dengan segera menghapus air matanya. Chira tak ingin seorang pun tau tentang kesedihan yang melandanya. “ooh, iyaa mas maaf yaa” jawab Chira terbata-bata dan langsung meninggalkan kelas. Sampai dirumah bayangan kemesraan itu masih ada dalam pikiran Chira selalu menghantui, membuat dada Chira semakin sesak dan menangis adalah satu hal yang bisa mengurangi sedikit kesakitannya.

Seminggu berlalu .Chira teringat 1 janji dari Sandi ketika ia sakit 2minggu yang lalu, bahwa Sandi akan mengajaknya melihat pertandingan Karate. Sandi akan bertanding . Chira berharap Sandi masih ingat dengan janjinya, tetapi semua pupus ketika sahabatnya bercerita bahwa Sandi mengajaknya pergi melihat pertandingan Karate esok hari . “Padahal Sandi janjiin itu lebih dulu ke gue loh” dengan nada sedih Chira menyeletuk memotong cerita Lisa dan segera berlalu dari hadapannya.”Eeeh Chiir .. Chiir.. tapi Chiiiir.. tunggu Chiiiir” jawab Lisa dengan terbata-bata berusaha menahan Chira untuk pergi, tetapi Chira tidak menghiraukan Lisa yang memanggil-manggilnya, yang ada didalam dirinya hanya kekecewaan.

“Sandi ! lo apa sih. Punya janji sama Chira malah ajak gue pergi. Gue kan jadi gaenak sama Chira, San.”  Sentak Lisa pada Sandi yang sedang berdiri dibalkon melihat kelas yang sedang olahraga. “Iyaa Lis, gue udah janji lebih dulu sama Chira dari 2minggu yang lalu. Gue mau tepatin janji gue,tapi...” Jawab Sandi yang masih terpotong. “Tapi gue gaenak sama Resi, Lis. Dia pasti cemburu gue pergi sama Chira. Sedang gue dulu pernah dekat sama dia Lis.gue bingung” lanjut Sandi menjelaskan. “Terus kenapa kalo lo dulu pernah dekat ? janji tetap janji San, harus lo tepatin”. Tanya Lisa pada Sandi yang tampaknya enggan untuk menjawab pertanyaan Lisa. “Chira adalah orang yang sangat dicemburui Resi, karna dulu gue pernah dekat dengan dia Lis. Tapi gue gamau jadi orang yang ingkar janji, oke gue besok pergi dengan Chira” jawab Sandi dengan kesungguhan ingin menepati janjinya. Jawaban Sandi membuat Lisa lega dan tersenyum membayangkan apa yang akan terjadi sepulang dari Cibubur nanti, apakah Sandi akan terpikat kembali dengan Chira atau tidak.

“Res,aku mau ngomong” sambil menatap Resi, Sandi melanjutkan “Besok aku ke Cibubur sama Chira yaa,maaf aku udah janji” . Resi terkejut dengan pernyataan Sandi yang menurutnya tidak menghargai perasaannya.Dengan kobaran amarah Resi menjawab “yaudah sana kamu pergi sama dia, gausah peduliin aku lagi !!!” , Sandi tak menghiraukannya dan pergi meninggalkan Resi dengan kekesalannya. Sandi pergi menemui Chira yang sedang berada didepan perpustakaan.

“Ra, besok aku jemput kamu jam berapa?” tanya Sandi langsung kepada inti nya. “Jemput apa? Emang kita mau kemana ?” jawab Chira bingung dengan Sandi. “Ke Cibubur Ra” , “Loh,bukannya kamu sama Lisa” jawab Chira sinis pada Sandi. “Engga kok Ra, aku kan udah janji lebih dulu sama kamu” sanggahnya dengan memelas. “Kalo kamu mau sama Lisa gapapa kok,batalin aja janjinya” jawabnya seraya pergi dari hadapan Sandi. Sandi menahan dengan menarik tangannya “Raaaaaaaaa,” panggilnya memelas “Aku serius,besok aku jemput kamu jam 6 yaa” lanjutnya dan pergi meninggalkan Chira tanpa memperdulikan jawabannya.
Esok harinya pukul 6 sudah ada pria yang menunggunya depan pagar rumah. Jantung Chira berdegup cepat sekali saat menyapanya. “Sudah lama san?” . Sandi melepas headset kemudian menjawab “engga” dengan senyumnya yang memikat. Chira dan Sandi berangkat ke Cibubur bersama teman seperguruan karatenya bernama  Deni. Hari yang memang begitu indah buat Chira, bersama orang yang dicintainya dari terbitnya matahari sampai dengan terbenamnya matahari. Chira setia menemaninya, tanpa ada keluh satu pun. Semua ia lewati dengan perasaan bahagia. Hingga matahari bersembunyi Chira dan Sandi pulang. Dalam perjalanan pulang Chira rasanya ingin sekali memeluk Sandi. Tapi apalah kenyataan bahwa Sandi milik orang lain. Chira hanya bisa menahan pening dikepalanya tanpa menyandarkannya ke bahu Sandi. Sesekali Chira mengajak Sandi bercanda,tertawa dan lain lain hingga Sandi mulai terbuka dengan Chira . menceritakan tentang hubungannya dengan Resi. Walaupun hatinya Sakit, Chira tetap memberikan segala masukan yang mendukung hubungan Sandi dengan Resi. Laju kendaraan bermotor Sandi berhenti di depan sebuah rumah sederhana . Itu adalah rumah Chira. “Makasih untuk hari ini ya Sandi” ucapnya dengan senyum termanis yang ia miliki. “sama sama Ra,aku yang harusnya terima kasih” jawab Sandi. Chira hanya tersenyum. “Hati hati pulangnya ya Sandi .Sampai rumah sms” pesan Chira pada Sandi sebelum pergi. Sandi hanya tersenyum sebagai isyarat bahwa ia menjawab iya, kemudian Sandi berlalu.

Sudah 12 hari berlalu tanpa adanya sang pujaan dalam pesan masuk dihandphonenya. Chira memang sangat merasa kehilangan, tetapi ia menemukan seseorang yang sedikit mengurangi beban kesedihannya. Rezikha namanya, nama orang yang membuat Chira kembali tertawa lepas . kedekatannya memancing banyak orang untuk bertanya tanya soal hubungan Chira dengan Rezi. Tak lepas halnya Sandi yang mengetahui kedekatan itu . Yang Chira tahu Sandi dan Resi sudah sangat berbahagia, ia sama sekali tidak mengira Sandi begitu memperhatikan kedekatannya dengan Rezi. Hingga  tak disangka sangka Sandi kembali lagi dalam kehidupan Chira yang hampir terlepas dari bayangan kelam sang pujaan hatinya.

“Raa, kamu gamasuk sekolah kenapa ?” tanya Sandi melalui telepon. “Aku sakit San” jawab Chira hampir tak terdengar suaranya. “Nanti malam aku kerumah kamu ya” , “Mau ngapain San?” , “Mau jenguk kamu Ra”, Chira terkejut mendengarnya, senang bukan main hati Chira saat itu, tapi dalam hatinya meringis karena Sandi tak mungkin jadi apa yang  ia harapkan, menjadi seorang kekasih. “Iya San, datang aja” , “Oke”. Dan percakapan ditutup dengan salam yang diucapkan oleh Sandi.

Malam harinya Sandi datang bersama Asrul temannya yang juga teman Chira membawakan makanan untuk Chira. Chira mempersilahkan mereka masuk dan duduk . Jantung Chira berdegup keras sekali. Rindu dalam hati yang tertahan selama perjalanan sandiwara Chira tersampaikan. Chira hanya berharap Sandi dapat mendengar teriakan hatinya dan merasakan senyum sebagai pengganti sebuah peluk yang takkan mungkin terjadi. Bukan dua hati yang saling merindu. Hanya Chira yang merindu dan masih setia sebagai perindu diam-diam.

“Ra, kapan masuk sekolah?banyak tugas loh” pertanyaan Sandi yang tak berani Chira mengartikan itu adalah sebuah perhatian. “Disuruh dokter istirahat 3 hari san, berarti 2 hari lagi aku masuk sekolah kok” jawab Chira lembut. “Cepet sembuh yaa Chira”, “Terima kasih san” diiringi senyum yang dibaliknya tersimpan kesedihan. Banyak yang mereka perbincangkan dari hal sederhana sampai hal istimewa hingga akhirnya menyerempetkan pertanyaan pada topik HATI . “Ra, bagaimana dengan Rezi?” pertanyaan yang sedikit membuat Chira tersentak dan menurunkan volume tertawanya. “Iya Ra, gue lihat lo berdua pulang bareng waktu itu ! “ timpal Asrul dengan penuh keingintahuan lebih lanjut. “heemmm..aahaha bagaimana apanya ya San?” pertanyaan spontan yang terlempar begitu saja dari bibirnya disertai tawa yang sedikit memaksa. “Iyaa, bukankah kamu dekat dengan dia?” tanya Sandi kembali. “Ah, haha bukan apa-apa san. Oh , airnya sudah habis ya, aku ambil kedalam dulu yah” Jawab Chira dan membuat-buat alasan untuk pergi dari pertanyaan-pertanyaan yang akan datang bertubi-tubi. Karena sudah larut malam Sandi dan Asrul pamit pulang.

Hari demi hari terlewati hingga pada akhirnya Sandi tak dapat menahan kecemburuannya melihat hubungan Chira dan Rezi semakin dekat. Sandi memutuskan untuk berterus terang kepada Chira mengenai perasaannya yang ia sembunyikan. “Ra, nanti malam aku mau bicara” terang Sandi mengagetkan Chira yang sedang asyik merasakan angin di balkon depan kelasnya. “hem, mau ngomong apa ya San?” tanya Chira penuh keheranan. “Nanti saja Ra” jawab Sandi singkat. “tapi, nanti malam aku mau kerumah Lisa san, mau belajar bareng” terang Chira berusaha menghindar. “Nanti aku kesana” jawab Sandi singkat lalu pergi.
Malam harinya.

“Jujur, setelah kita jauh aku merasa ada yang hilang Ra. Aku merasa ada rasa yang tertahan. Ketika aku lihat kedekatan kamu sama Rezi ada kecemburuan dalam diri aku Ra. Aku suka kamu.” Terang Sandi mengutarakan isi hatinya yang membuat Chira terkejut mendengarnya. “Aku emang pernah bilang rasa yang aku tanam gapernah tumbuh untuk kamu, tapi aku merasakannya Ra, merasakan semua itu ketika kamu pergi Ra. Aku sayang kamu.” Terang Sandi kembali membuat Chira semakin ingin menitikkan air matanya yang tertahan sekian lamanya. Akhirnya Chira tak dapat membendung air matanya didepan Sandi sehingga air mata yang selalu disembunyikannya itu jatuh dihadapan orang yang menjadi penyebab kesedihannya. “ San, seandainya kamu tahu, aku suka cara kamu menatap mata aku , tatapan kamu dalam membuat aku merasa dilindungi. Aku suka cara kamu memperhatikan aku membuat aku merasa diinginkan. Aku suka caramu bergurau disela kesedihan aku karnanya waktu itu. Aku suka caramu mengajakku pergi, aku suka semua apa yang kamu lakukan, membuatku merasa berbangga diri aku diinginkan. Tapi ketika kamu ambil pilihan pergi bersama yang kamu inginkan, aku baru sadar setiap perhatian yang kamu berikan itu tak lebih dari seorang TEMAN. Aku sayang kamu San, hingga kini masih tersimpan. Rasa sayang itu tidak tercipta sehari 2 hari, seminggu, bahkan sebulan, rasa sayang itu tercipta dalam waktu  yang lama dengan proses yang tidak singkat. Itu san, itu alasan kenapa aku masih bertahan dengan semua ini. Aku tau kamu masih berstatus dengan Resi. Jangan sakiti dia.” Jawab Chira sejujurnya mengutarakan isi hatinya lalu pergi pulang membatalkan untuk belajar bersama dengan Lisa. Lisa memaklumi apa yang baru saja terjadi pada sahabatnya dan terus menerus mendesak Sandi untuk serius dengan perkataannya yang tadi dan segera berpacaran dengan Chira.


Keesokan harinya Sandi bertemu dengan Chira saat bermain bola dilapangan komplek rumahnya. Kemudian Sandi mengutarakan perasaannya kembali dan menyatakan cintanya pada Chira. Sandi juga mempertegas bahwa hubungannya dengan Resi berakhir bukan karena perasaannya ke Chira, tapi karena Resi yang tak pernah mengerti Sandi sehingga membuat Sandi lekas pergi. Dengan perasaan gembira bercampur sedih Chira menerima Sandi sebagai kekasihnya dan berharap kelak status berpacarannya berubah menjadi ikatan yang halal dan sah . 

Selasa, 18 Juni 2013

Cerita (2) . Bisakah kau menjawab ?

“Aku wanita, kau pria . Kita berbeda !”


Macam apa lagi cara yang kaulakukan untuk merobek hatiku lagi ? . Belum puaskah? . Perkataan busuk apalagi yang akan kaukeluarkan untuk meninggikan dirimu kembali? Merasa hebatkah? . Kenapa? Mengapa? Apa celah-celah menebus hatimu sudah kaututup rapat-rapat? Apa sesuatu yang pernah kita tertawakan dan tangisi sudah kau hapuskan begitu saja? . Dimana Allah sembunyikan hatimu? Ketika kediaman dirimu mulai berbicara, mengapa lebih beracun?  . 

Ini ? inikah sesuatu yang indah yang pernah kita jalani ? ataukah yang aku jalani berdua denganmu hanyalah mimpi ? lalu aku terbangun dan takkan pernah bisa merasakannya lagi? . Bukankah kaupernah berkomitmen sendiri ? lalu kau yang menghancurkannya sendiri? . Bagaimana jika aku mati? Apakah ada tangis yang bisa aku lihat ketika rohku masih diawang awang ? tangis kehilangankah? Atau tangis terharu karna kebahagiaan tanpa beban menunggu ? . Apa pernah kaumerasakan menunggu? Pernahkah? . Bukankah selama ini kau yang selalu ditunggu tunggu oleh wanita ? . 

Apa pernah kaumerasa bersedih memikirkan 2 beban dalam hidup secara bersamaan ? . bukankah dulu kau yang bilang, aku bisa bersandar kapanpun yang kuinginkan ? . dimana kau sekarang? Aku ingin bersandar, melepaskan beban kesedihan dipundakmu, pundak yang sudah menjadi milik orang lain. 

Mengapa begitu tega ? . Dengan tampang polos yang meyakinkan kau rebut hatiku lalu kauhempaskan  begitu saja berkali kali apa aku tak merasakan lelah ? . Lalu jika lelah sebaiknya aku menyerah ? . Rasa sayangku kepadamu tak pernah mau menyerah laki-laki bodoh ! . Laki-laki bodoh yang tak pernah memberhentikan aliran sayang . 

Aku wanita, kau pria . Kita berbeda ! . Kau lebih bersahabat dengan logikamu dan aku lebih bersahabat dengan perasaanku. Coba kau fikirkan, bagaimana rasanya menahan beban kesedihan? . Terbebani  rasa sayang yang takpernah mau hilang . kamu pergi, kenapa tak mengajakku? . bukankah kita pernah satukan harapan untuk selalu bersama-sama hingga batas yang ditentukan sang Khalik?. Dan selalu merindu dalam setiap nyanyian merdu sang waktu. 

Aku masih berjalan mondar-mandir ditempat. Mengharap senyummu dari kejauhan . Mengharap kau ulurkan tanganmu kembali  lalu menepati janji. Janji yang masih aku simpan dan kukunci dalam hati. Janji yang disaksikan dinginnya sore hari, rintikkan air hujan dan hangatan yang kau inginkan. Dan aku masih berharap umurku lebih pendek dari umurmu. Semoga masa mudamu bahagia bersamanya, dan menghabiskan masa tuamu bersamaku . Pemilik hati. Aamiin.

Senin, 17 Juni 2013

Cerita (1). Mengenalmu

“Sesuatu yang datang, kelak akan pergi dan menghilang dengan 2 kemungkinan. Pergi karena Tuhan atau pergi karena keinginan.”

Saat pertama kali aku merasakan kegagalan dalam urusan cinta kamu datang bagai pahlawan pengusir kekelabuan hati. Kamu memberikan warna perlahan melukis pelangi-pelangi setelah hujan berlalu. Aku suka caramu memandangku. Tatapmu menembus dalam bola mata menunjukkan bahwa tak semua laki-laki memainkan perasaan wanita. Aku suka caramu berbicara, kata-katamu meyakinkanku bahwa masih banyak laki-laki yang pantas mendapatkan cinta dari seorang wanita yang pernah gagal dicintai atau mencintai. Aku suka caramu bergurau, seakan merebut lalu memelukku dari rengkuhan kesedihan. Aku suka, aku suka setiap apa yang kaulakukan untukku.

Aku berjalan dan kamu disampingku. Ingat ? . Aku tahu pasti, kamu akan begitu mudah melupakannya ketika kusadari kamu disampingku tertawa lepas lalu mencubit pipiku. Kamu memanjakanku dengan seribu rayuan manis yang hanya ditujukan untukku. Memanggilku dengan panggilan mesra yang kutahu tak kautujukan untuk wanita lain. Memangnya begitu? . Aku tidak begitu mengira kamu sama seperti laki-laki pemain cinta lainnya. Datang , lalu pergi seenaknya. Datang dengan bersalam dan pergi tanpa pamitan.
Mengapa begitu bodoh ?. Perhatian yang kamu tujukan untukku menghipnotisku untuk mengenalmu lebih jauh. Menghitung-hitung jari sehari saja tanpa kabarmu. Gurauan dan rayuanmu membuatku tenggelam tak terselamatkan. Kamu penjahat berkelas yang pintar mencuri hati setiap wanita tak pernah tertangkap dan diadili.

Sudah seharusnya aku mencurigaimu ketika terlambat memberikan kabar. Yang jadi pertanyaan, aku siapamu? . Lalu cinta mengapa tega membiarkan seseorang menunggu dan menatap ponsel terlalu lama demi mendapatkan kabar dari yang bukan siapa siapa?. Kehebatan cinta yang selalu mengikutsertakan ketidaksadaran diri membuat siapapun tak pernah lelah menunggu.


Perkiraanku salah. Kabarnya, yang kauberikan untukku itu ternyata juga kauberikan kepada wanita lain. Perhatianmu yang kuanggap lebih itu ternyata tak memiliki arti apapun bagimu. Rayuan manis dan panggilan spesial itu hanya sekedar gurauan untuk menghangatkan sebuah PERTEMANAN . Lalu kamu pergi dengan alasan menyalahkan kebenaran. Membolak-balikkan keadaan sehingga tersudut aku yang salah. Oh Tuhan, lalu alasan apa yang bisa membuatku mempercayai bahwa ada laki-laki yang benar dalam berucap dan sesuai dengan yang diperbuat ? . Dibuat mencintai dan menggilai lalu seenaknya pergi?. Tibanya kauberpamit untuk menggandeng kekasih yang kaupilih ?. Apa alasan yang bisa membuat otakku berhenti berfikir bahwa kau adalah laki-laki PEMBERI HARAPAN PALSU ? . Sesuatu yang datang, kelak akan pergi dan menghilang dengan 2 kemungkinan. Pergi karena Tuhan atau pergi karena keinginan. Dan kaupergi karena keinginanmu yang terpendam, dengan menjadikanku persinggahan sampai kau mendapatkan apa yang kauinginkan. Semoga tatapanku, bicaraku, perhatianku dapat memeluk hatimu memberi tahumu bahwa akulah yang paling mencintaimu.

Php

PHP ...
Tau apa arti kata itu ?
PHP = Pemberi Harapan Palsu ..

Wow.. pasti setiap wanita yang dengar kata itu langsung greget. Gimana ga greget? Masa laki-laki terus yang menang, tertawa . terus wanita nya ? nangis-nangis karna udah terjebak dalam jaring hatinya yang diselimuti oleh kepalsuan ... 
Saya baru paham arti singkatan itu saat saya mulai duduk di bangku SMA. Saya paham karena saya mencari tahu apa arti dari 3 kata tersebut.
Teman saya di PHP ....
Wew ? PHP ? saya sendiri saat itu tidak tahu betul arti kata tersebut. Dengan semangat 45’saya mencari tahu karena saya sudah diselimuti oleh rasa keingintahuan. Daaaaaaaan .... saya tau dari berbagai sumber J (buku, internet, sahabat, teman sebangku, orang tua, pak RT, pak lurah, ketua DPR, MPR , Presiden, tukang somay, tukang gado-gado, dll) ~erorr ..
Setelah saya paham saya beritahu teman saya itu ... begini loh PHP itu . Eh dia nangis di hadapan saya. Karna saya bingung harus apa, jadi saya diam saja. Dalam hati : bodoh sekali, kenapa harus menangis untuk laki-laki yang punya cita-cita membuatnya menangis.
Saya tanya “kenapa kamu menangis?” . ehh teman saya itu jawab “saya menangis karena saya sudah dibodohi oleh laki-laki” . “lah terus kenapa kalo udah dibodohi ?” .. ehh dia jawab lagi “saya sakit hati” , “ terus dengan menangis bisa ngilangin sakit hatinya ?” ... ehh dia jawab “yaa engga sih” , “terus ngapain nangis ?” , dia jawab “lagi pengen nangis aja”..
Dasar teman saya yang dodol.. haha :D
Jadi begini, sebenarnya saya yakin sekali laki-laki yang dekat dengannya itu tidak sejahat itu. Karna apa ? karna si teman saya itu terlalu tersugesti sama ucapan-ucapan wanita yang pernah dekat dengan laki-laki dan merasa diberi harapan palsu oleh laki-laki itu.
Terus saya suruh aja teman saya itu tanya baik-baik dengan laki-laki itu. Dan hasilnya ? ternyata laki-laki itu tidak seperti yang teman-temannya katakan. Laki-laki itu memang benar merasakan adanya perasaan itu namun masih tertahan belum sepenuhnya terutarakan. Dan sekarang mereka dekat kembali “sebagai teman baik” J

Pesan buat :
Wanita                  : Jangan mau dibikin nangis oleh laki-laki. Kalo bisa laki-lakinya aja yang dibikin nangis :D haha. Dan jangan terlalu percaya dengan ucapan orang lain, karna yang kamu dengar itu belum tentu benar adanya. Jangan kaya teman saya yang saya ceritain itu.hoho :o
Laki-laki                : Jadi laki-laki tuh yang tegas, kalo sayang yaa bilang sayang, kalo engga yaa jangan katakan. Karna kamu tidak tau kata-kata sayang yg terucap dari bibirmu itu adalah segalanya bagi wanita itu.

Wala                      : Terserah dah mau nya gimana. Wkwkwkwkwk :D

Sabtu, 15 Juni 2013

Puisi

Ketika gelap datang , terkadang aku menangis
Berfikir jauh menembus dinding waktu
Sewaktu nanti tiada lagi dirimu disisiku
Mungkin kesendirian yang menemani kelam nya hari hariku

Mungkin akan tiba waktunya
Seketika kenyataan memfitnah diriku tidak baik
Atau justru terlalu baik
Yang akan membawamu pergi dari sini

Seketika harapan menghilang
Menoleh kebelakang
Semua masa lalu itu akan dikenang
Indah walau menyakitkan

Seiring berputarnya roda kehidupan
Naik turunnya cobaan dalam kenyataan
Bukan seperti cintaku padamu
Yang tak pernah kandas ditelan waktu

Cerpen (1) . Lolly

Suara angin sahut menyahut terdengar ditelinga Loly, seakan mereka membisikkan ke telinga Loly akan kabar gembira. Tapi si Loly yang LOLA alias Loading lama ini belum mengerti apa yang temannya ceritakan sedari tadi.

            “ Aduh Loly,lu tuh Lola bangat sih ya. Gua daritadi cerita lu belum ngerti juga ??!!!”  Kata Riri sahabatnya yang sudah kesal karena si Loly belum mengerti dengan apa yang diceritakannya panjang lebar. “Hmmm, Hehe, maaf yaa Riri sayang, gua emang belum ngerti apa yang lu ceritain” Jawab Loly dengan perasaan tidak bersalah. “ahh au ahh, sumpah ya, lu emang sahabat gua yang LOLAnya udah kebangetan . hii~ sebel gua sebel deh” Gerutu Riri pada Loly. “haha, yaudah si Riri, ngambek mulu ah, marah mulu, jelek lu.haha :D intinya apa sih dari cerita lu yang tadi?” Ledek Loly pada Riri yang sedang menggerutu karena kesal dengannya. “ARFAN SUKA SAMA LO !!!” jawab Riri dengan suara keras ditelinga Loly agar Loly cepat paham dengan apa yang dia maksud. “ha? Apa lu bilang ? Arfan suka sama gua ?”sambung Loly dengan terkejut mendengar pernyataan yang disampaikan sahabatnya itu sampai-sampai air yang diminum tersembur ke arah Riri. “Loliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii ......” teriak sahabatnya dengan kesal. “Sory Ri,sory, Piece yaa kita..” Loly meminta maaf sambil pura-pura membersihkan dan kabur dengan segera. Riri hanya bisa menggerutu dengan ulah sahabatnya yang manja dan Lola itu.

            Malam harinya Loly tidak bisa tidur karena Loly masih terbayang senyum manis, dan perlakuan Arfan hari itu padanya. Dari mulai Arfan menjemput kerumahnya, makan ice cream bersama, pergi ketaman dan bercerita hal lucu yang membuatnya tertawa bersama, hari itu sungguh terasa indah untuk Loly. Loly juga terbayang perkataan sahabatnya yang menurut sahabatnya Arfan suka padanya. Kenyataan terasa lebih indah dibanding mimpi, sehingga Loly tidak ingin memejamkan matanya karena terbayang hal-hal indah itu.

            “Arfan beneran suka sama gua ?, ya ampun,seriusan ?” tanyanya pada dirinya sendiri dicermin diiringi tertawa kecil yang menahan gejolak kegembiraan. Kemudian Loly memejamkan mata mengingat semua perlakuan manis yang diberikan Arfan kepadanya sampai ia masuk kedalam alam mimpi.

            1 bulan kemudian.

            Hari demi hari terasa indah dilaluinya bersama Arfan. Riri adalah sahabat yang sangat setia mendengarkan semua ceritanya tentang Arfan. Semilir angin yang berhembus menemani Loly dan buku-bukunya di halaman sekolah. Karna sebentar lagi ulangan tengah semester, jadi Loly harus lebih memperhatikannya. Tiba-tiba datang seorang wanita berjilbab berwajah cantik bak bidadari ke arahnya sambil memberinya buku Ekonomi paket kelasXI.

            “Ni buku lu, thanks ya” Kata Riri sambil memberi bukunya. “iyaa, sipp” Jawab Loly tetap fokus pada buku yang ia baca. “Tadi Arfan cerita sama gua” kata Riri “Arfan cerita apa sama lu ?” tanya Loly yang sudah tidak fokus pada bukunya karna nama pangerannya disebut oleh Riri. “Dia bilang, sebenarnya dia suka sama lu, tapi ....” Jawab Riri yang hanya sepotong menjawab. “Tapi apa Ri ?” sahut Loly dengan penasaran. “Dia masih sayang sama mantannya yang namanya Dina” jawab Riri dengan semangat yang memudar. “Terus buat apa dia bilang sama lu kalau dia itu suka sama gua tapi kenyataannya dia masih sayang sama mantannya?” jawab Loly terkejut dengan nada pelan karena hati yang terenyuh. “Gua juga gangerti sama dia Ly” jawab Riri menunduk karena tak sanggup melihat wajah manis sahabatnya. “Gua pulang duluan ya.” pamit Loly pada sahabatnya sambil buru-buru merapikan buku-bukunya kedalam tas dan pulang.

            Dikamar Loly hanya bisa menangis menyesali kebodohannya. Kemudian ia memilih untuk tidur sebagai obat untuk melupakannya.

            Esok harinya dikelas Loly berubah menjadi pendiam. Loly yang ceria menjadi seorang yang pendiam  yang membuat teman-teman sekelasnya bertanya-tanya. Lalu datang Arfan padanya dan menanyakan kabar padanya.

            “Loly kenapa ? Loly baik-baik aja kan ?” tanya Arfan dengan suaranya yang membuat hati Loly semakin terenyuh. “hmm, iya Arfan, Loly baik-baik aja kok” jawab Loly dengan senyum paksanya. “tapi kenapa Loly jadi pendiam ? biasanya ceria L” tanya Arfan padanya. “Engga kok Arfan, Loly gapapa” jawab Loly masih dengan senyum paksanya yang tetap terlihat manis. “bener ya Loly gapapa?” tanya Arfan kembali. “Iya, Loly gapapa” Jawab Loly yang tetap menjaga suasana seakan-akan masalah itu bukan berasal dari hubungannya dengan Arfan.

            3 Hari berlalu, Loly memang masih sedih dengan kenyataan yang diberikan Tuhan padanya sangatlah menyakitkan. Tetapi seorang Loly yang ceria tidak bisa bertahan lama dengan sifat barunya yang kemarin. Saat Loly sedang berdiri di depan kelasnya, datang Riri padanya, dan mengajaknya mengobrol hal-hal yang seperti biasanya, dari mulai shopping, pindah ke masalah teman, pindah ke masalah percintaan, pindah kesini lah pindah kesitu lah , tidak jelas temanya apa. Dipertengahan pembicaraan mereka, Arfan datang ke Loly dan berkata pada Loly.

            “Nanti pulang sekolahnya bareng Arfan yaa, Arfan mau ngomong sesuatu sama Loly” kata Arfan pada Loly. “yaudah” jawab Loly singkat.

            Tiba waktu pulang sekolah, Arfan langsung memberhentikan sepeda motornya didepan Loly yang sudah menunggunya didepan sekolah. Lalu Arfan mengantar Loly pulang. Sesampainya didepan rumah Loly, Loly bertanya pada Arfan.

            “Tadi Arfan katanya mau ngomong sesuatu sama Loly.Mau ngomong apa ?” tanya Loly.

            “Hmm. Begini, Arfan minta maaf banget ya atas sikap Arfan yang terlanjur manis ke Loly. Yang mungkin Loly berharap banyak dari semua sikap manis itu. Tapi ketahuilah Loly, Arfan memang suka pada Loly, tapi Arfan punya alasan yang kuat mengapa Arfan tidak menjadikan Loly kekasih sampai saat ini. Arfan juga sayang sama Loly, tapi hanya sebagai teman dekat, karna Arfan lebih nyaman Loly menjadi teman dekat Arfan. Arfan mohon, Loly jangan terlalu merespon ucapan anak-anak yang bilang Arfan hanya beri Loly harapan lah, itu semua ga bener Loly” Jawab Arfan panjang lebar. Tetapi untuk saat ini Loly tidak setia dengan julukan LOLAnya, karena ia langsung nalar apa yang disampaikan oleh Arfan.

            “Anak-anak bener kok Arfan, tapi Loly ambil baiknya ajah. Terimakasih untuk semuanya ya ?” Jawab Loly dengan senyum termanisnya yang fikir Loly itu untuk senyum terakhirnya untuk Arfan.

            “Loly, Arfan minta maaf ya? Kita masih bisa jadi teman baik kan ?” tanya Arfan

            “Iya, mungkin kita masih bisa jadi teman baik. Loly ikhlas Arfan bahagia dengan selain Loly, walau hati Loly sakit karena udah terlanjur hanyut oleh perasaan yang masih terpendam, Loly masuk yaa, Loly cape, mau istirahat” Jawab Loly dengan berusaha menahan air mata yang masih terbendung. “Iya Loly, selamat istirahat ya” Kata Arfan yang hendak pergi karena Loly sudah hampir tak terlihat.

            Setelah kejadian tersebut Loly dan Arfan semakin menjauh karena adanya rasa canggung untuk mengawali pembicaraan. Loly sudah bisa melupakan hal-hal manis dengan Arfan karena datangnya Sandi yang seakan menjadi pengobat hatinya.Loly menjadikan hal itu sebagai pelajaran yang bermakna dalam kehidupannya bahwa tidak semua laki-laki itu bersikap manis untuk memberitahu bahwa ia sayang pada wanita, tetapi mungkin itu dilakukan karena ia ingin menjadikan wanita itu sebagai seorang  sahabat yang selalu ada disampingnya. Hanya tertinggal sebuah tulisan dalam diary Loly

If God give me a choice between staying or stay
  away, i would prefer to go away. So that i can foerget my memories with you and repeat again as it was then.