Jumat, 02 Februari 2018

KEPADA PEREMPUAN YANG TAK TAHU DIRI

“Sudah minimkah laki-laki dibumi untuk membuatmu seperti tak punya harga lagi ? Sampai-sampai bahagia orang lain kau pilih untuk menjadi bahagiamu sendiri”


Kepada perempuan tak tahu diri yang telah merebutmu...

Bukankah perasaan itu sama adanya ? Ketika sedih ingin sekali menangis dan di dengar olehnya ?
Agar dia mengerti, dimana dia tak perlu mengulanginya lagi.
Pria yang kau isi hari-harinya dengan tawa adalah pria yang telah kuperjuangkan lebih dulu darimu.
Lantaskah hari ini kau menangis karena takdir menjemputnya pulang ke pelukanku ?

Untukmu, yang sepanjang perjalanan selalu kusalahkan...

Pantaskah hari ini kau menangis dan mengharapkan dia akan pulang ?
Bisakah kau memahami betapa menyakitkannya kata murahan
Sedang kemudian dia yang kau salahkan
Dan mengatakan “dia yang datang lebih dulu”
Bukan, tamu tidak akan masuk jika tidak kau bukakan pintu

Bukankah sudah jelas-jelas bagaimana aku memohon padamu untuk menjauh ?
Terasa sulitkah waktu itu ?
Bandingkan sulitnya dengan hari ini ketika kuputuskan untuk merebutnya lagi
Apakah sesak sudah menjalar diseluruh tubuhmu ?
Bagaimana rasanya tak berkutik oleh waktu ?
Sadar atau tidak, posisi bahagiamu bersamanya kemarin adalah posisi yang salah
Sekarang karma menegurmu dan kau tetap pada tak tahu dirimu itu ?

Sudah minimkah laki-laki dibumi untuk membuatmu seperti tak punya harga lagi ?
Sampai-sampai bahagia orang lain kau pilih untuk menjadi bahagiamu sendiri
HAHAHA aku selalu tertawa dan bertanya “apakah kau tidak lagi punya harga diri ?”
Begitukah caramu menunjukkan bahwa sesama perempuan harus saling mengerti ?

Sekarang, kau ingin memainkan permainan denganku
Seberapa persenkah keyakinanmu untuk menang dariku ?
Dek, fokuslah dengan ujian-ujian di kampusmu
Bisakah kau berhenti urus kebahagiaanku yang ingin kubangun kembali ?
Kau bisa pergi dan berpura-puralah tidak pernah mengenali kami
Untuk menyelamatkan harga dirimu yang hampir tidak ada lagi J