Sabtu, 25 April 2015

PULAU KECILKU

‘’ Sungguh, kurasa kaudapat merasakan bagian kecil surga didalam pulau kecilku’’


Senja itu kapalmu mulai berlabuh dipulau kecil dalam hatiku
Pulau kecil tak berpenghuni cukup lama dengan gemercik api merambat yang merindukan hujan
Perlahan kaumenjajaki pulau kecilku, menata lahan demi lahan untuk sebuah kenyamanan
Memadamkan api yang menyala dengan air yang kaumiliki sejak pertama kali kauinjak pulau kecilku dan menuliskan nama kita diatas pasir yang tidak siapapun dapat temui adanya
Kemudian kaunyanyikan sebuah lagu sebagai persembahanmu yang mendambakan keindahan pulau kecilku
Begitu manis hingga pulau kecilku menyambut kedatanganmu
Sungguh, kurasa kaudapat merasakan bagian kecil surga didalam pulau
kecilku
Hembusan angin yang menyapamu lembut serta suara deburan ombak  yang senada memaku dirimu untuk tinggal dalam waktu yang lama dipulau kecilku
Hingga pada akhirnya angan merasuki pikiranmu untuk segera membuat istana tengah laut dalam pulau yang akan kaukuasai singgasananya.
Terasa sulit memang untuk membuat singgasana itu sendiri, apalagi dengan api yang begitu banyak merusak  bagian-bagian dalam pulau keciku
Meskipun dengan beberapa bagian lahan masih dimakan api yang merindukan hujan, kaudengan sigap segera memadamkan bagian-bagian itu walau dengan waktu yang cukup lama
Hanya dalam sekejap kaumenyulap pulau kecilku sebagai sesuatu yang kuagungkan adanya
Kembaliku mendambakan seseorang yang berhasil menata dengan sempurna pulau kecilku
Seseorang yang duduk diatas singgasana pulau kecilku
Seseorang yang mampu menguasai seluruh sudut pulau kecilku
Hingga aku terlalu tunduk kepada penguasa baru yang sangat kupercayai hadirnya
Hingga aku lupa, akulah pemilik pulau kecilku yang sebenarnya
Ternyata aku salah membiarkannya,
Kukira kamu akan menjadi raja dipulau kecilku selamanya
Kukira gemercik api yang merambat itu akan padam untuk selamanya
Ternyata aku salah mempercayainya,
Kau adalah penghuni yang tidak lebih baik dari sebelumnya
Penguasa yang tidak lebih pandai dari sebelumnya
Pulau kecilku kauobrak-abrik seperti sedia kala sebelum kauhadir
Bahkan kaumengacaukan hutan ketenangan yang susah payah kureboisasi sebelum kauhadir
Sayang, kauhampir melumpuhkan seluruh pulau kecilku
Kauhampir membuatnya menjadi pulau yang mati
Begitu manis kaupertama kali,
Biar kukatakan sekali lagi, begitu manis kaupertama kali.
Sekarang kaupergi dengan kapalmu, kutahu kauakan berlabuh pada pulau yang baru
Pulau yang menurutmu lebih baik dari pulau kecil yang pertama kali kauinjak dengan menulis nama kita diatas pasir dan kautinggalkan begitu saja; semoga angin dapat menghapusnya.

Kuharap kelak kan kulihat kembali kapal berlabuh dipulau kecilku

Pulau kecil yang hari ini masih porak-poranda karenamu.

BUKAN PERTEMUAN PERMANEN

‘’Kubilang memang ini bukanlah pertemuan permanen untuk kita, yang kupercayai Tuhan menyiapkan sebuah pertemuan permanen untuk seseorang yang kaupahami kehadirannya dulu’’


Sekedar kuingat bahwa aku pernah melihat bulan bercahaya sangat indah
Setengah lingkaran yang tidak sempurna tertutup dengan sinarnya
Terhias jutaan bintang yang tak pernah selesai kuhitung hingga hari ini
Ternyata aku beruntung pernah berada tepat dibawah langit yang kukira seindah surga
Lautan bintang yang kupandangi dengan cara berbeda hari ini, Memaku kerinduanku di atas asa dan segenggam angan yang terbang tertiup angin
Meskipun bukan hilang, hanya saja tertiup dan terbang jauh dari dimana aku masih diam mengira yang kupandangi ini adalah bagian keindahan surga
Sungguh adil Tuhan hanya membiarkan Hamba-Nya mencicipi keindahan alam semesta

Bagaimana mungkin aku mampu menjajaki bumi ini sendirian
Tanpa pelindungku yang mampu menepis segala keraguan
Kuakui bahwa saat mendaki, aku membutuhkan tongkat untuk membantu menopang beban tubuhku diatasnya
 Hingga mencapai puncak yang telah kuletakkan segala kemungkinan diantara kita
                       
Benar, pertemuan tidak terduga ini sangat mengherankan
Dimulai dari singkatnya waktu bertatap yang terlalu cepat kau akui itu getaran cinta
Dan caraku berfikir kilat yang membenarkan adanya
Kita tidak bisa menipu takdir yang telah disematkan Tuhan
Bahwa pertemanan berpindah haluan menjadi sesuatu yang awalnya kita anggap sebuah kebahagiaan
Kupikir bukan hal buruk untuk mengakhiri sesuatu yang begitu buruk, walaupun pada akhirnya yang buruk menjadi sesuatu yang tidak tahu harus kubilang apa kali ini
Mungkin memang berlabuh dihatimu tak selamanya buruk, yang pada kenyataannya harus kuakui ini memang sangatlah...
Lagi-lagi tidak tahu harus kubilang apa kali ini, kuharap kaumampu menggambarkannya sendiri

Asaku tidak lagi kubiarkan semakin hari semakin meninggi,
Justru kubiarkan lepas bebas terbang kemanapun dimanapun dan tanpa siapapun
Kubilang memang ini bukanlah pertemuan permanen untuk kita, yang kupercayai Tuhan menyiapkan sebuah pertemuan permanen untuk seseorang yang kaupahami kehadirannya dulu
Kala itu yang sudah tiada untukmu.

Hilanglah bersamaan dengan redupnya sinar bulan malam hari ini dan berkurangnya jutaan bintang yang masih belum mampu kuhitung

Bawalah pergi asa dan segenggam angan yang pernah kita buat dibawah langit yang pernah kita kira ini adalah surga untuk kita.