Rabu, 13 September 2017

PANAH KERINDUAN


Malam ini aku rubuh diserang oleh seribu panah kerinduan
Rasaku terabaikan, tapi aku tahu kau punya hati nurani didalam sana
Meskipun sedikit, aku tahu kau merasakannya
Aku selalu berharap mengakhiri semua ini
Ujian ini terlalu sulit untuk kulalui sendiri

Tuhan lebih tahu isi hatimu dibanding dengan dirimu sendiri
Sekeras apapun kamu menghujat dan membenci,
Tuhan lebih tahu apa yang sedang kau rasakan
Hati kecilku mengatakan bahwa, aku masih ada disana

Aku berusaha untuk tidak mengaharapkanmu kembali,
Isyarat Tuhan sudah sangat jelas untuk membuatku pergi
Tuhan mengisyaratkanku untuk tegar dan sabar dalam melepaskanmu
Dan mempercayakan segalanya adalah yang terbaik untuk masa depanku

Apakah kau tahu, bahwa rindu bertitah syahdu mengulang kenangan-kenangan yang ada
Aku tidak bisa lari darinya
Setiap datang, aku menyerah dengan cara yang lemah
Setelah jatuh, jalanku tertatih-tatih
Aku perlu orang lain untuk membantuku berjalan
Agar aku bisa sampai ke tujuan dengan cepat

Aku tidak tahu apa yang inginku sampaikan didalam tulisan ini
Dengan adanya tulisan ini, aku membiarkanmu hidup didalamnya
Aku berharap suatu hari, aku akan tertawa bahagia
Tanpa beban ataupun luka.

Minggu, 03 September 2017

KEPINGAN GELAS KACA

“Betapa dalam aku melihatnya sebagai seorang penjahat, pada hari dimana kita berdua terpecah menjadi kepingan-kepingan gelas kaca”


Berdua kita pernah punya mimpi yang sama
Kita merubah hari-hari penuh tawa
Menyulap panas menjadi candu, merubah hujan menjadi rindu
Lupa waktu,
Semuanya kulewati dengan kamu
Kenangan adalah milik kita
Mereka tidak mengerti, mereka tidak tahu seberapa penting artinya
Sejauh apapun jarak kita sekarang,
Kita tidak pernah tahu siapakah diantaranya yang akan pulang
Ataukah tidak pernah sama sekali, ataukah aku akan melihatmu lebih jauh esok hari
Bahkan aku tidak pernah berharap lebih,
Tidak pernah,
Kurasa lebih baik memang seperti ini, tidak pernah kembali
Karena rasanya terlalu takut untuk melihatmu melakukannya lagi
Lagi,
Aku benci kata lagi, aku benci melihatmu pergi.

Kamu tahu apa yang lebih buruk dari hari ini ?
Yang lebih buruk dari hari ini adalah esok hari
Karena kamu, aku menjadi seorang pengecut
Aku selalu lari dari namamu, aku mengurung diriku dari tentangmu
Aku menghindar dari hal-hal yang mengingatkanku padamu
Kamu tahu apa yang lebih buruk dari hari ini ?
Yang lebih buruk dari hari ini adalah esok hari
Karena kamu, aku menjadi seorang penakut
Aku selalu takut menghadapi esok hari, aku kehilangan rasa percaya diri
Seperti segalanya sudah berakhir disini
Padahal tidak.

Apakah malam ini kita memikirkan hal yang sama?
Meskipun dengan keadaan yang begitu berantakan,
Apakah kamu sedang memikirkanku malam ini?
Lalu mencari?
Abaikan aku seperti kemarin, saat kamu...
Bersamanya .

Kita sudah berubah menjadi aku dan kamu
Dan anak kecil itu, bahagia saat menatapmu
Dan saat dia mempermalukanku
Terserah dengannya, dia tidak pernah tahu
Seberapa panjang hari-hari kita
Meskipun dia hitung dengan hitungan tahun, bulan, hari bahkan jam
Dia tidak pernah tahu, seberapa jauh perjalanan kita
Dia tidak pernah tahu,
Dan kurasa,
Dia tidak akan pernah sadar,
Betapa dalam aku melihatnya sebagai seorang penjahat, pada hari
Dimana kita berdua terpecah menjadi kepingan-kepingan gelas kaca

Aku membiarkan perasaanku memudar dengan perlahan
Bersama dengan bertambahnya umurmu dari tahun ke tahun
Sampai tidak akan pernah ada lagi kamu didalam relung hatiku
Agar tidak pernah ada lagi yang menertawakan aku .

Sabtu, 3 September 2017, 00:00
Dalam Sesak