Selamat malam.
Hai,
Sudah lama sekali kita tidak pernah
sehangat ini. Sudah lama sekali kamu tidak semanis ini. Rasanya terlalu tidak
mungkin hari itu kembali. Sejak aku menghindar dari segala tentangmu. Tapi hari
ini ada keajaiban. Kamu kembali...
Mungkin, rasanya terlalu berat untuk
mengulang. Dimana saat sebuah kepercayaan telah dirusak. Tapi hati, hati memang
tidak pernah berpaling untuk memilih siapa yang ia ingin. Sekali aku menolak,
maka sejak hari itu aku akan berada dalam penyesalan seumur hidup.
Percaya memang tidak semudah saat
pertama kali kamu berlabuh. Tapi hatiku sudah begitu mantap untuk kembali
memulai denganmu. Rasanya memang tidak layak untuk kusebut ini adalah petualangan baru. Tapi setelah kita
terombang-ambing dalam lautan dan menepi pada tempat yang berbeda kemudian
kembali dipertemukan, bukankah aku boleh mengatakan bahwa ini adalah
petualangan baru ?. Petualangan dalam menuju ketulusan, menuju kesetiaan, yang
terpenting menuju bahtera kehalalalan cinta yang selalu diimpi-impikan. Dan ini
terasa baru, ini adalah petualangan baru.
Aku memang pernah menutup hati, sejak
saat aku sulit untuk pergi. Menutup hati untuk siapapun, meskipun ia telah
masuk dan mulai membimbingku untuk pergi darimu. Namun, cinta tidak bisa
dipaksakan dan hati tidak mampu untuk ditipu. Sekali ia tinggal, maka ia nyaman
dan menetap didalamnya. Itulah aku, sejak kamu pergi, tak pernah sekalipun aku
pergi, hingga saat ini. Jantungku memang berdetak dengannya, namun detaknya justru
seirama dengan detak jantungmu. Artinya adalah, bersama belum tentu menyatu dan
seirama sudah pasti menyatu.
Kamu tahu, bahwa aku telah menemukan
bagian dari hati ini sejak lama. Dan aku masih mencari-cari kesetiaanmu hingga
hari ini. Dimana didalamnya terdapat bagian dari hatimu yang selalu kuingin
tahu. Aku sangat yakin, bahwa kamu tahu
aku sangat menginginkan kejujuran. Kejujuran yang akan membawaku pada kepastian
yang selalu kuinginkan. Seandainya kamu tahu, sungguh aku sangat menyayangi
kamu, dulu atau sekarang dengan porsi yang tidak pernah sekalipun berkurang.
Seandainya kamu tidak semudah dulu untuk pergi dariku, aku akan sangat
bersyukur atas terkabulnya segala permintaanku pada Tuhan, dan seandainya kamu
akan pergi untuk kesekian kalinya (lagi), aku juga sangat bersyukur karena
Tuhan kembali menunjukan bahwa Ia tidak ingin aku jatuh hati sia-sia pada orang
yang salah.
Tidak ada kata penutup yang puitis
untuk menahanmu pergi, hanya ada sebuah pelukan untuk membiarkanmu tinggal
disini; hati.