Seperti
mendung yang tak berpaling dari hujan
Serupa
dengan ombak yang menyatu dengan angin laut
Semirip
kaktus yang hanya hidup pada panasnya musim
Dan mawar
merah yang memerah pada harinya
Bukan mawar
putih yang tak seputih tumpukan salju dibawah terik
Menolehlah
kearahku
Seperti kau
mengasihiku bunga yang merekah
Menyandingkannya
dengan sikap manis dan kata mesra yang kian menipis
Biarlah
malam mengejar pagi dan pagi mendapatkan siang dengan mudahnya
Aku tak kalap
diterjang badai yang berbaris rapi sedari tadi
Aku mampu
menangkalnya meskipun harus sesekali terhempas
Karang
memang tetap kokoh dihantam ombak
Tak akan
pernah lari
Tak akan
bisa pergi
Bagai
bintang yang sudah ditakdirkan menemani malam
Juga
matahari yang akan tetap terbit diwaktu siang
Begitu pun
bulan yang tak akan berpaling dari gelap gulita malam
Aku tak
memaksamu lagi menoleh kearahku
Bunga
merekah sedari perjalanan layu tanpa kautahu
Terkikis
menghambur diatas tanah harap
Jikalau
suatu hari engkau memintanya, maka akan kuberikan tangkainya yang masih
kugenggam
Maka kutahu
kau kan bertanya dimanakah bunganya
Kan ku jawab
‘’bunganya layu tanpa kautahu’’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar