Sabtu, 23 Agustus 2014

Sayangnya Kau Masih Merindukannya


Sayangnya kau masih merindukannya
Iba dihati berubah benci
Semilir angin dingin terasa dibawah terik matahari
Dan kaktus yang tumbuh subur pada musim dingin
Juga mawar merah berubah seputih kapas diatas salju
Terasa jauh dari mungkin
Tapi, ada Tuhan

Sayangnya kau masih merindukannya
Ketika sapa matahari paginya bukan menyorotmu lagi
Kau masih mengukir harap diatas air
Padahal bisa kau ukir diatas batu
Dengan benda tajam yang katamu sulit kau cari
Yang sebenarnya mudah kau temui

Sayangnya kau masih merindukannya
Bilik tawamu kaubiarkan terhalang badai hati
Bergurau diatas kebohongan yang kau sebut bahagia
Layar baikmu kau pertontonkan dihadapan khalayak ramai
Dibaliknya, kau nikmati pahitnya sendirian
Dan selalu mengaku manis

Sayangnya kau masih merindukannya
Tanpa sadar bodoh akan terus menjalar
Kaumerasa lelah bersimpuh diatas kebohongan
Bak jagung yang berada didalam tanah
Kini sudah dicabut oleh pemiliknya
Sudah terlihat bentuknya
Bisa dinilai baik buruknya
Sangat menentukan harga

Sayangnya kau masih merindukannya
Diatas waktu yang sedikit
Dalam ruang yang begitu sempit
Malah kau biarkan dirimu sesak sendiri
Menjadikannya terasa begitu rumit
Padahal Tuhan memberi jalan
Tapi kau malah menghentikan langkahmu
Tidak ada lorong waktu, sayang
Jangan biarkan dongeng menjebak pikiranmu
Dan menahan dirimu untuk segera berlalu

Sayangnya kau masih merindukannya
Dalam kenyataan yang kautahu
Dia merindukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar