Hari
ini kita masih bersama, namun dengan keadaan yang sudah berubah. Dengan hati
masing-masing, dengan pikiran masing-masing, hanya dengan status saja yang
masih melekat. Aku benar-benar hampir mati oleh perasaanku sendiri. Terlalu
mencintaimu kini menikamku. Merobek-robek jantungku. Suara degupnya kini terasa
pilu.
Seberapa
kuat aku memaksa Tuhan untuk mengembalikan waktu, Tuhan tetap tidak akan
mendengarkanku. Aku tahu, aku dan kamu sudah berlalu, tetapi hati tetap
memaksakan untuk terus bersamamu. Namun pada akhirnya, aku sadar, bersama atau
tanpamu, rasanya sama. Sama-sama membuat sesak nafasku.
Aku
tidak pernah berfikir memiliki akhir semenyedihkan ini. Terlalu berbeda kisah
yang kita ukir, terlalu berharga untuk berakhir. Kita pernah punya banyak mimpi
yang belum kita raih. Masih banyak tempat yang belum kita jelajahi. Aku masih
ingin memegangmu, masih ingin merebahkan rindu didadamu. Masih ingin mengukir
kenangan lebih banyak disetiap jalan, masih ingin meramaikannya dengan tawa dan
nyanyian.
Apa
salahku sampai kau membiarkanku melanjutkannya sendiri. Sampai aku harus
memerdekakan hati ini sendiri. Sampai aku harus meninggalkan kenangan dengan
memaksakan diri. Menghapus setiap jejak untuk mengobati hati. Apakah kamu
pernah merasakan kehadiranku ini?. Sosok yang selalu mengenalimu secara lebih.
Aku
ingin menghidupkanmu didalam tulisan, dengan segala kenangan-kenangan indah
yang kita punya, yang mungkin selamanya akan kita rindukan. Sampai jantungmu
berdegup kencang saat mengingatku, sampai bibirmu bergetar disetiap menyebut
namaku, sampai kau merasa aku hidup disetiap hembusan nafasmu. Sampai kau
yakin, diantara pilunya takdirku bersamamu, aku masih tetap mendoakanmu. Maka
pada hari itu, kau telah menyadari arti ketulusan yang telah kau sia-siakan dan
sudah tak lagi berarti.
Selasa, 25 Juli 2017 10:41.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar