Sabtu, 07 Maret 2015

Bukan Kita


Selamat tengah malam yang sunyi, seseorang yang membenciku dipenghujung malam sana
Aku berusaha meniupkan debu dialbum kita yang mulai usang
Padahal aku sudah bersumpah takkan pernah membukanya lagi
Demi menghindari luka yang semakin perih
Bukankah bulan pada malam hari ini terlihat sama dari langit sebelah sana ?
Disebelah kamu memandang dengannya pada malam hari ini
Lengkungan sabitnya terlihat manis
bahkan aku pernah pura-pura menggesernya dan menyamainya dengan senyumanmu
Sayang, aku tidak bisa menipu keadaan lagi
Rinduku semakin menyarang dalam hati sana
Cintaku hanya bisa terkurung dalam bungkaman
Sesuatu membuatku membisu untuk mengakuinya
Seseorang yang masih sama seperti setahun lalu
Tetapi terlihat berbeda dalam waktu ini
Kamu tahu mengapa sayang ?
Karena kamu sudah bukan milikku lagi
Tawa renyahmu bukan untuk membuat bebanku pergi lagi
Gurauanmu bukan untuk melupakan sedih lagi
Senyummu bukan untuk penepis gundahku lagi
Kehadiranmu bukan untuk mengobati rinduku lagi
Semua terasa berbeda
Kamu tahu mengapa sayang ?
Karena kamu sudah bukan milikku lagi
Kita takkan bisa melukis warna setiap harinya bersama-sama
Maupun menggariskan warna kelabu seperti dulu
Karena pada hari itu, aku mulai menggariskan warna kelabu itu sendiri
Dan berusaha melukis warna diatasnya sendiri

Sayang, aku selalu bertanya pada diriku mengapa kita saling membenci
Apa kamu pernah bertanya hal yang sama pada dirimu ?
Aku selalu berfikir untuk menemukan celah diseberang sana
Pintu hati yang sudah terlalu rapat untuk kuharap bisa masuk kedalamnya lagi
Aku membencimu dengan masih mengharapkanmu?
Bukan, aku membencimu karena tak kunjung pergi dalam malamku
Aku membencimu yang menyerang titik lemahku
Dengan bayangmu yang begitu melekat dalam pikiranku
Aku membenci segalanya
Segalanya begitu menyakitkan untuk terus aku katakan
Bukankah mawar putih itu tetap dikatakan putih meskipun sudah menghitam ?
Bukankah berlian tetap berkilau meskipun didalam kubangan lumpur ?
Bukankah aku masih tetap mencintaimu meskipun kamu akan tetap membenciku ?
Sayang, Tuhan menjatuhkan hujan berkali-kali untuk menghadirkan pelangi

Dan kuharap bulan tetap terang ditengah malamnya yang gelap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar