‘’Aku mulai merasa ada jarak diantara kita’’
Aku masih merasakan hangatnya genggaman tanganmu yang menahanku pergi. Kau bertingkah layaknya anak kecil yang akan kehilangan benda kesayangannya. Benar, aku merasa dispesialkan setelah sekian lama aku menganggap diriku hanya sampah dimata setiap orang. Beberapa ceritamu membuatku sepenuhnya mempercayai bahwa rasa spesial ini tak akan berakhir setelah kuberpikir di beberapa malam sendiri yang kulalui.
Jika dihitung, mungkin sudah
lebih dari seribu kata manja yang kaulontarkan untuk menutup chat kita. Penutup
yang selalu kujadikan peneman segala aktivitas ataupun sebagai penghantar mimpi
indah. Sepele bukan ? yang mesti kautahu, hal kecil yang kauanggap berlebihan
bisa jadi sesuatu yang besar dan berarti; untukku.
Setiap waktu yang kaupunya,
selalu kausisihkan untukku. Aku merasakan kasih luar biasa yang kauberikan
hanya untukku. Bukan untuk setiap wanita yang dekat denganmu. Kembali lagi, kau
membuatku merasa terspesialkan. Aku sangat bersyukur atas kelebihan yang
kaupunya. Namun, syukurku baru kurasakan beberapa waktu ini. Beberapa waktu
lalu, aku hanya membuatmu merasa seperti tahanan yang tidak berhak untuk
berbicara dengan siapapun; wanita. Kau perlu tahu, aku hanya takut dikhianati
dibalik senyum yang selalu kaujadikan peneman untukku. Aku mempercayai
kesetiaanmu, tapi aku terlalu sulit mempercayai laki-laki kembali ketika ada
dibelakangku. Ini hanya karena aku terlalu lelah untuk bodohi kembali.
Rasanya kehilanganmu mengingatkanku
kembali pada rasa sakit ketika patah hati. Aku terlalu bodoh membiarkanmu
pergi. Segala resiko jatuh hati, lagi-lagi hanya bisa kuhadapi dengan air mata.
Tidak, aku tidak mau terjadi lagi. Setelah kaukembali, aku akan tunjukkan bahwa
perubahan kearah lebih baik berpihak kepadaku, mengurangi sikap buruk yang
selalu kutekankan kepadamu. Aku benar-benar merasa takut, kepergianmu tidak
akan membuatku lebih baik dari ini. Memang seharusnya kauyang dari dulu
kuperjuangkan, bukan dia. Pelukan Tuhan memang selalu tepat pada setiap
hamba-Nya yang mau bersabar. Kau adalah hadiah terindah yang Tuhan berikan dari
setiap mutiara yang jatuh dalam pengaduanku pada-Nya.
Bagaimana mungkin dalam setiap
hubungan berjalan tanpa luka ?. Sekalipun tanpa luka, pecayalah, diantaranya
ada yang berpura-pura tidak terluka. Seperti aku dan kamu, entah karena ada
pihak ketiga, atau memang kita sedang menuju titik kejenuhan. Apakah disetiap
hubungan akan menemukan titik kejenuhan ?. Aku mulai merasa ada jarak diantara
kita. Aku mulai merasa kauberbeda. Kita hampir sampai pada satu titik yang
kusebut titik kejenuhan.
Aku selalu berdoa dan berharap,
jarak diantara kita tak mampu mengikis rasa sayang yang kita rajut dari awal.
Jarak antara kita mampu menumbuhkan kerinduan yang belum pernah kita rasakan
sebelumnya. Dan jarak antara kita segera berakhir dengan sebuah pelukan hangat menepis
titik jenuh yang kukhawatirkan mampu menghapus ‘kita’. Semoga Tuhan mendengar
rintihan dari satu hati yang merindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar