‘’ Mungkin mereka menspesialkan tanggal jadi bersama, aku cukup sendiri.’’
Mereka terlalu menspesialkan
tanggal jadi. Menunggu ada hal yang spesial, menunggu sesuatu yang berbeda dari
hari biasanya, pokonya adalah hari bahagianya. Banyak yang merayakannya. Ada
yang pergi jalan-jalan menghabiskan waktu berdua, ada yang meluapkan rindu dari
suara dibalik ponsel, bahkan ada pula yang hanya merayakan dengan ucapan mesra
dilanjut waktu luang berbatas jarak. Bahagia sekali mereka, bisa menspesialkan
tanggal jadinya bersama. Meskipun terlihat sepele, coba perhatikan, mereka
tidak peduli orang menganggap apa, yang penting keduanya bahagia.
Siapa bilang hanya mereka yang
bisa menspesialkannya. Aku juga bisa. Diawal masuk hari baru pasti bersamaan
dengan tanggal baru. Aku menspesialkannya, dengan cara mengingatkan dia kalau
sudah masuk tanggal baru. Siapa bilang hanya mereka yang bisa menspesialkannya.
Aku juga bisa. Aku menulis kisah hari ini dengan tulisan-tulisan bahagia dalam
buku ‘tentangnya’. So sweet bukan?. Mereka mungkin tidak punya, hanya aku yang
punya. Siapa bilang hanya mereka yang bisa mesra. Aku juga bisa. Setiap chat
dia yang masuk aku balas rindu, menyelipkan emoticon peluk dan cium. Tak kalah
mesra bukan ?. Kalau mereka bisa menghabiskan waktu bersama, aku juga bisa. Aku
menghabiskan waktuku bersamanya, dengan menunggu setia diatas kesibukannya.
Menunggu celah untuk bersapa mesra bersamanya. Lihat, spesial, aku
menspesialkannya.
Aku beritahu sedikit, bahwa
bersabar itu nikmat. Bersabar membentuk pribadi buruk menjadi lebih baik.
Bersabar membuat keadaan yang redup menjadi lebih terang. Bersabar membuat
hubungan yang jauh menjadi lebih dekat. Mungkin mereka menspesialkan tanggal
jadi bersama, aku cukup sendiri. Karena
jika aku menspesialkan hari ini dengan kesabaranku, maka setiap hari kedepan
hubungan akan jadi lebih spesial dari yang dibayangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar