Kamis, 11 Juli 2013

Cerita (11) . Dalam akhir perjanjianku

“ Aku akan melepaskan segala kesedihanku, akan kuterbangkan hingga suatu saat hinggap dalam dirimu ”

Seburuk itukah aku dalam pandangan matamu kini ? . Lebih buruk dari sampah kah ? . Aku tak pernah menyadari kebaikanmu tersenyum kembali adalah sebuah kepalsuan, hanya untuk mempermainkan perasaan semata. Dimana hati kecilmu ? Kaubilang rusak ? tidak ada hati kecil yang rusak sayang, hati kecil tetap terjaga dalam kemurniannya.

Satu, dua, tiga kau kembali melukai hatiku. Masih sama, banyak air mata berserakan karenamu. Kaupikir dengan berakhirnya sebuah hubungan adalah berhentinya tangisan ? coba pikirkan baik-baik. Padahal ketenangan baru saja kugenggam, tapi kau rebut lagi dan lagi. Kesesakan hati ini masih milikku dan masih bertemakan tentangmu.

Hati-hati bermain hati. Kau pikir melupakan dengan menggantikan posisi yang pernah menetap disana itu mudah? Coba pikirkan kembali. Aku punya Allah, akan kuganti semua kerugianmu, akan kutebus semua kesalahanku yang menyakiti hatimu. Aku percaya Allah maha Adil, aku percaya Allah maha Bijaksana, dan Allah akan tunjukkan kuasa-Nya.

Kau tahu? Aku bertekad untuk membiarkanmu pergi. Aku akan melepaskan segala kesedihanku, akan kuterbangkan hingga suatu saat hinggap dalam dirimu. Dengan begitu, takkan ada yang memandangmu lagi dengan segala keburukanmu. Kau tahu? Kesakithatianmu akan segera berlalu, percayalah. Allah maha Adil.

Sekarang, aku percaya berpisah sudah menjadi skenario Allah untuk kita. Allah merancang sedemikian rupa agar kita takkan kembali lagi satukan hati. Allah lebih mengetahui pribadi hamba-Nya. Allah satukan hati dengan menilai akhlak yang terpuji. Laki-laki baik hanya untuk wanita baik  dan sebaliknya.

Aku akan berhenti meradang menjadi yang disisimu. Aku akan berhenti mengingat kenangan manis bersamamu. Aku akan berhenti menangisi setiap waktu yang berlalu. Akan kututup hatiku rapat-rapat untukmu. Akan kubuka hatiku selebar mungkin untuk laki-laki baik yang akan mengobati luka dihatiku. Kau tahu? Ini adalah hal tersulit. Innama’al u’sri yusraa sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Semoga kau menjadi laki-laki beruntung.

Aku berdoa, agar Allah mencabut segala ingatanku tentangmu. Allah kembalikanku dalam masa yang jauh sebelum aku mengenalmu. Walau semua dalam kemustahilan, aku akan berusaha memenuhi kemauanmu, untuk pergi sejauh mungkin dari hidupmu. Semoga rasa kehilangan tidak menyelimuti antara kau dan aku.

Aku mencintaimu, dalam akhir perjanjianku.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar