Senin, 01 Juli 2013

Cerita (6) . Merindu

"Aku, kamu, kita dan kenangan yang berlalu melambai-lambai disetiap sudut ruang otak yang hanya beberapa persen memikirkan hal yang wajar. Aku merindu"

Selamat siang Jakarta. Tempat yang masih menyimpan banyak kenangan. Masihkah kakinya menapakkan langkah dikuasamu? . Masihkah matanya menyorotkan ingatan beberapa bulan yang lalu? . Masihkah bibirnya bicarakan menyinggung masa lalu ? . Aku penuh harap.

Pohon disepanjang jalanmu bergoyang-goyang riang menghibur kekelabuan hatiku yang tak pernah habis disiksa tentangnya. Terik matahari yang begitu menyengat menyapaku kembali membawa masa lalu. Saat matahari terik salah, saat hujan salah, saat siang berganti malam pun juga salah. Semua kesalahan terletak pada otakku yang terlalu banyak menyimpan memori tentangmu atau pada masa lalu yang terlalu menenggelamkan hatiku ? .

Seharusnya seharusnya seharusnya dan hanya seharusnya yang dibicarakan saat semua telah berjalan digaris ketidakinginan. Aku, kamu, kita dan kenangan yang berlalu melambai-lambai disetiap sudut ruang otak yang hanya beberapa persen memikirkan hal yang wajar. Aku merindu.

Langkahku kelelahan berjalan tanpamu. Nafasku tersenggal tanpa rindumu. Hatiku beku tanpa kasihmu. Rindu ini menjerat tiap urat yang menghubungkan otak dengan semua bagian tubuh, yang membawa perasaan tertentu ke otak dan mengirimkan berita dari otak ke bagian tubuh yang lain, tak lain itu tentangmu.


Kapan akan berakhir? . Mungkin setelah Allah berhenti memeluk kesendirianku disetiap hari dan menggantinya dengan menjagaku disetiap waktu. Memberikan cinta dan kasih diIstana Agung sebagai balas ketulusan berlebih dalam setiap doaku. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar