Rabu, 31 Juli 2013

Cerita (15). Selamat Jalan Kerinduanku

“Sebatas mimpi kau memelukku sebelum kau langkahkan kaki pergi menjauh itu sudah cukup. Kehadiranmu dalam mimpi adalah kebahagiaan tersendiri dalam kebisuan hatiku.”

Sudah lama aku menghindarimu. Hitung saja, setiap 60 menit menahan untuk mengingatmu adalah 1440 menit bagiku. Jadi, sudah berapa puluh ribu menit aku menahan kerinduan kepadamu ? hitung sendiri dalam lima belas minggu ini . Aku menyayangimu, tapi aku bisa apa? Ketika kenyataan pahit memisahkan harapan indah (antara kita).

Kesiapanku dalam menghadapmu lagi hanya sekian persen dari aku menyayangimu secara sembunyi-sembunyi. Memang terlihat bodoh, ketika sorot mataku masih saja sering memantulkan kenangan dimasa lalu. Beribu kata “kasihan” mengandung arti simpati dan olokkan tertuju untukku.  Dan kata “jahat” dari mereka untukmu masih berlalu lalang ditelingaku. Yang pada kenyataannya bukan hanya kamu, tapi kita adalah sama-sama penjahat ; cinta.

Suaramu diujung telepon membuat lidahku berbalas kaku. Ada sesuatu yang mengganjal dimataku dan rasa sakit menahan kerinduan kembali menyerbu titik kelemahanku,  hati. Dalam kata “iya” rasanya kuingin katakan “aku merindukanmu”. Batas jarak yang begitu jauh membuatku memeluk waktu, seakan dirimu berada dalam masaku yang padahal kau tertinggal dalam masa lalu.

Kehendak pergianmu menyapa kesedihanku. Dibalik sana suaramu menyapa lembut berpamit. Selain menjawab “iya” aku hanya tertunduk menahanmu jangan pergi dalam hati. Rasanya ingin sekali mengobati rindu yang membuncah dengan pertemuan singkat terakhir kali yang akan membawa makna tersendiri. Walaupun hanya disatu sisi yang melepas kerinduan, sisi hatiku. Tapi semua kembali pada kenyataan, sudah ada yang berisak tangis lebih dahulu untuk melepasmu pergi, sudah ada yang menghujanimu nasihat untuk mengawali langkah barumu. Kurasa pertemuan yang kuinginkan hanya akan mendapat  kesia-siaan. Sebatas mimpi kau memelukku sebelum kau langkahkan kaki pergi menjauh itu sudah cukup. Kehadiranmu dalam mimpi adalah kebahagiaan tersendiri dalam kebisuan hatiku.

Setiap satu langkahmu ada seratus panjatan doa dalam air mata penuh khidmat. Dalam kelihaian hidupmu ada hati yang memaksa bahagia dengan memeluk kebahagiaanmu diam-diam. Senyum bahagiamu adalah kebahagiaan tersendiri untuknya. Kau tahu? Itu adalah aku.


Senyuman dengan tanda kutip, aku selalu merasa bahagia dalam bahagiamu dengan jarak yang begitu jauh.

Selamat jalan dan selamat menempuh jalan menuju kesuksesanmu  J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar