Jumat, 26 Juli 2013

Cerita (14) . Lima belas minggu

“Usaha melupakanmu adalah kemustahilan bagiku yang bagi Allah adalah langkah menuju kebahagiaan baru untukku” .

Setiap diri yang sedang menangis itu selalu menuntut agar dirinya selalu dimengerti. Padahal, setiap makhluk-Nya memiliki perasaan. Sudah 15 minggu seperti ini, yang seharusnya berlalu malah dibiarkan mengendap dalam qalbu. Dibiarkan menjadi bendungan untuk menahan perasaan pada orang lain yang seharusnya berhak mendapatkan.

Sudah berapa  ribu namamu kutulis dalam daftar kerinduan dalam hatiku. Sudah berapa kali bayanganmu menyergap tiap mimpi indahku. Bayanganmu membenturkan diriku pada benda sekeras batu karang yang teguh tertabrak ombak. Seandainya saja, aku mampu menjadikan hatiku sendiri sekuat batu karang. Mungkin, takkan pernah ada lautan kepedihan menahan kerinduan yang mendalam.

Kini, aku saja tak mengetahui kabarmu. Aku hanya bisa menebak-nebak kabarmu dari keceriaan yang kau tunjukkan didepan publik. Tanpa aku masuki kembali kehidupanmu yang sudah bahagia tanpaku. Seharusnya hidup itu adil, kau bahagia, aku juga. Tapi kenyataannya,kau bahagia, aku tidak. Kau tahu apa artinya ? aku pantas dikatakan sebagai orang-orang yang tidak bersyukur atas rahmat yang Allah berikan.

Sesudah sholat aku selalu meminta ampunan-Nya dan kusebut namamu dalam rintihan hati menahan perih. Meminta kepada-Nya agar lenyap dalam hidupku dan selalu berada dalam kebahagiaan yang diberikan-Nya. Aku mengemis keadilan yang seharusnya tercipta dalam usahaku. Tapi apalah, usahaku berjalan ditempat. Usaha melupakanmu adalah kemustahilan bagiku yang bagi Allah adalah langkah menuju kebahagiaan baru untukku.


Sudah seribu tekad kubulatkan dalam setiap ucapanku. Tapi semua gagal karena satu keyakinan dalam hatiku bahwa kelak Allah menjadikanmu satu-satunya disisiku. Keyakinan bodoh. Tapi percayalah,aku tidak akan membiarkan kebodohan menguasai masa depanku. Kebahagiaanmu akan kujadikan motivasi untukku mendapatkan seseorang yang lebih baik darimu untuk menggandengku meraih kebahagiaan abadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar