Rabu, 19 Juni 2013

Cerita (4) . Kamu

“Kebaikanmu yang selalu memberi membuatku sulit pergi”

Ini sudah 2 bulan tanpa kehadiranmu. Masih sama, namamu masih melekat dalam hati ini. Apa kabar ? kuharap kau baik baik saja. Apa kau  bahagia bersamanya? Tentu pastinya, dia memiliki segalanya yang tak kumiliki. Tapi, dia tak miliki perasaan yang sama denganku, perasaan yang hanya kumiliki untukmu.
Aku masih sendiri. Dalam diam mengingat saat kau menghapus air mata kala pertengkaran antara kita memuncak. Mengelus pipiku manja lalu mencubitnya. Sayang, aku merindukan waktu yang berlalu. Memang tak seharusnya berlarut sedang kau menginginkan perpisahan yang terbaik. Terbaik katamu? Itu hanya untukmu. Apa setelah kepergianmu setiap pagi aku terbangun dengan mata panda itu baik ? .

Kuraih ponselku, masih berharap ada pesan singkat darimu yang sekedar menanyakan kabar. Tapi Tuhan tak pernah mengabulkan keinginanku. Berapa ratus ribu lagi jari yang kuhitung berulang kali menanti kabarmu kini ? kaukira ini menyenangkan? Tidak, ini menggelisahkan,dear. Ketika mataku terpejam, aku lihat kamu ada disana . masih dengan senyummu yang merasuk jantungku juga meremukkan tulang tulangku, mengganggu otakku dan setiap aktivitasku terasa sesak oleh tentangmu. Seharusnya dari awal aku takmengartikan perhatianmu itu lebih. Perhatian yang juga kauberikan kepada wanita lain. Terlalu tinggi mengira hanya akulah satu satunya dihatimu yang kamu tak akan meninggalkanku. Tapi buruk, pada kenyataannya kaumeninggalkanku untuknya. Pertemuan yang singkat pengalaman yang begitu lama kita lalui kaukhianati begitu saja. Kaukira aku terima ? aku belum bisa terima sayang. Ibarat sebuah bangunan yang aku bangun sendiri sampai setinggi mungkin lalu kau benturkan hingga hancur tak menyisa. Dimana Tuhan sembunyikan perasaan ? kau yang menutupi sayang. Buka mata, buka pikiran, rasakan apa yang kau berikan ini, sakit bukan? .

Kebaikanmu yang selalu memberi membuatku sulit pergi . Memberikanku ketenangan, memberikanku kenyamanan, memberikanku perhatian, memberikanku keistimewaan, memberikanku segalanya yang membuat hati dan pikiranku tak luput dari tentangmu.


Selalu bertabur kesedihan dalam hening malam yang mengelitiki kesendirian. Seandainya kamu mengerti, rasa ini takkan pernah mati. Cinta bagai mutiara dalam lumpur yang terinjak-injak. Memang perih menerima kenyataan yang berbelok dari garis keinginan. Rasanya aku ingin sekali berteriak memberi isyarat, bahwa aku ingin secepat mungkin direngkuh sang Ilahi . Aku sepi sendiri, tanpa kamu yang dulu selalu memberi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar