Sabtu, 15 Juni 2013

Cerpen (1) . Lolly

Suara angin sahut menyahut terdengar ditelinga Loly, seakan mereka membisikkan ke telinga Loly akan kabar gembira. Tapi si Loly yang LOLA alias Loading lama ini belum mengerti apa yang temannya ceritakan sedari tadi.

            “ Aduh Loly,lu tuh Lola bangat sih ya. Gua daritadi cerita lu belum ngerti juga ??!!!”  Kata Riri sahabatnya yang sudah kesal karena si Loly belum mengerti dengan apa yang diceritakannya panjang lebar. “Hmmm, Hehe, maaf yaa Riri sayang, gua emang belum ngerti apa yang lu ceritain” Jawab Loly dengan perasaan tidak bersalah. “ahh au ahh, sumpah ya, lu emang sahabat gua yang LOLAnya udah kebangetan . hii~ sebel gua sebel deh” Gerutu Riri pada Loly. “haha, yaudah si Riri, ngambek mulu ah, marah mulu, jelek lu.haha :D intinya apa sih dari cerita lu yang tadi?” Ledek Loly pada Riri yang sedang menggerutu karena kesal dengannya. “ARFAN SUKA SAMA LO !!!” jawab Riri dengan suara keras ditelinga Loly agar Loly cepat paham dengan apa yang dia maksud. “ha? Apa lu bilang ? Arfan suka sama gua ?”sambung Loly dengan terkejut mendengar pernyataan yang disampaikan sahabatnya itu sampai-sampai air yang diminum tersembur ke arah Riri. “Loliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii ......” teriak sahabatnya dengan kesal. “Sory Ri,sory, Piece yaa kita..” Loly meminta maaf sambil pura-pura membersihkan dan kabur dengan segera. Riri hanya bisa menggerutu dengan ulah sahabatnya yang manja dan Lola itu.

            Malam harinya Loly tidak bisa tidur karena Loly masih terbayang senyum manis, dan perlakuan Arfan hari itu padanya. Dari mulai Arfan menjemput kerumahnya, makan ice cream bersama, pergi ketaman dan bercerita hal lucu yang membuatnya tertawa bersama, hari itu sungguh terasa indah untuk Loly. Loly juga terbayang perkataan sahabatnya yang menurut sahabatnya Arfan suka padanya. Kenyataan terasa lebih indah dibanding mimpi, sehingga Loly tidak ingin memejamkan matanya karena terbayang hal-hal indah itu.

            “Arfan beneran suka sama gua ?, ya ampun,seriusan ?” tanyanya pada dirinya sendiri dicermin diiringi tertawa kecil yang menahan gejolak kegembiraan. Kemudian Loly memejamkan mata mengingat semua perlakuan manis yang diberikan Arfan kepadanya sampai ia masuk kedalam alam mimpi.

            1 bulan kemudian.

            Hari demi hari terasa indah dilaluinya bersama Arfan. Riri adalah sahabat yang sangat setia mendengarkan semua ceritanya tentang Arfan. Semilir angin yang berhembus menemani Loly dan buku-bukunya di halaman sekolah. Karna sebentar lagi ulangan tengah semester, jadi Loly harus lebih memperhatikannya. Tiba-tiba datang seorang wanita berjilbab berwajah cantik bak bidadari ke arahnya sambil memberinya buku Ekonomi paket kelasXI.

            “Ni buku lu, thanks ya” Kata Riri sambil memberi bukunya. “iyaa, sipp” Jawab Loly tetap fokus pada buku yang ia baca. “Tadi Arfan cerita sama gua” kata Riri “Arfan cerita apa sama lu ?” tanya Loly yang sudah tidak fokus pada bukunya karna nama pangerannya disebut oleh Riri. “Dia bilang, sebenarnya dia suka sama lu, tapi ....” Jawab Riri yang hanya sepotong menjawab. “Tapi apa Ri ?” sahut Loly dengan penasaran. “Dia masih sayang sama mantannya yang namanya Dina” jawab Riri dengan semangat yang memudar. “Terus buat apa dia bilang sama lu kalau dia itu suka sama gua tapi kenyataannya dia masih sayang sama mantannya?” jawab Loly terkejut dengan nada pelan karena hati yang terenyuh. “Gua juga gangerti sama dia Ly” jawab Riri menunduk karena tak sanggup melihat wajah manis sahabatnya. “Gua pulang duluan ya.” pamit Loly pada sahabatnya sambil buru-buru merapikan buku-bukunya kedalam tas dan pulang.

            Dikamar Loly hanya bisa menangis menyesali kebodohannya. Kemudian ia memilih untuk tidur sebagai obat untuk melupakannya.

            Esok harinya dikelas Loly berubah menjadi pendiam. Loly yang ceria menjadi seorang yang pendiam  yang membuat teman-teman sekelasnya bertanya-tanya. Lalu datang Arfan padanya dan menanyakan kabar padanya.

            “Loly kenapa ? Loly baik-baik aja kan ?” tanya Arfan dengan suaranya yang membuat hati Loly semakin terenyuh. “hmm, iya Arfan, Loly baik-baik aja kok” jawab Loly dengan senyum paksanya. “tapi kenapa Loly jadi pendiam ? biasanya ceria L” tanya Arfan padanya. “Engga kok Arfan, Loly gapapa” jawab Loly masih dengan senyum paksanya yang tetap terlihat manis. “bener ya Loly gapapa?” tanya Arfan kembali. “Iya, Loly gapapa” Jawab Loly yang tetap menjaga suasana seakan-akan masalah itu bukan berasal dari hubungannya dengan Arfan.

            3 Hari berlalu, Loly memang masih sedih dengan kenyataan yang diberikan Tuhan padanya sangatlah menyakitkan. Tetapi seorang Loly yang ceria tidak bisa bertahan lama dengan sifat barunya yang kemarin. Saat Loly sedang berdiri di depan kelasnya, datang Riri padanya, dan mengajaknya mengobrol hal-hal yang seperti biasanya, dari mulai shopping, pindah ke masalah teman, pindah ke masalah percintaan, pindah kesini lah pindah kesitu lah , tidak jelas temanya apa. Dipertengahan pembicaraan mereka, Arfan datang ke Loly dan berkata pada Loly.

            “Nanti pulang sekolahnya bareng Arfan yaa, Arfan mau ngomong sesuatu sama Loly” kata Arfan pada Loly. “yaudah” jawab Loly singkat.

            Tiba waktu pulang sekolah, Arfan langsung memberhentikan sepeda motornya didepan Loly yang sudah menunggunya didepan sekolah. Lalu Arfan mengantar Loly pulang. Sesampainya didepan rumah Loly, Loly bertanya pada Arfan.

            “Tadi Arfan katanya mau ngomong sesuatu sama Loly.Mau ngomong apa ?” tanya Loly.

            “Hmm. Begini, Arfan minta maaf banget ya atas sikap Arfan yang terlanjur manis ke Loly. Yang mungkin Loly berharap banyak dari semua sikap manis itu. Tapi ketahuilah Loly, Arfan memang suka pada Loly, tapi Arfan punya alasan yang kuat mengapa Arfan tidak menjadikan Loly kekasih sampai saat ini. Arfan juga sayang sama Loly, tapi hanya sebagai teman dekat, karna Arfan lebih nyaman Loly menjadi teman dekat Arfan. Arfan mohon, Loly jangan terlalu merespon ucapan anak-anak yang bilang Arfan hanya beri Loly harapan lah, itu semua ga bener Loly” Jawab Arfan panjang lebar. Tetapi untuk saat ini Loly tidak setia dengan julukan LOLAnya, karena ia langsung nalar apa yang disampaikan oleh Arfan.

            “Anak-anak bener kok Arfan, tapi Loly ambil baiknya ajah. Terimakasih untuk semuanya ya ?” Jawab Loly dengan senyum termanisnya yang fikir Loly itu untuk senyum terakhirnya untuk Arfan.

            “Loly, Arfan minta maaf ya? Kita masih bisa jadi teman baik kan ?” tanya Arfan

            “Iya, mungkin kita masih bisa jadi teman baik. Loly ikhlas Arfan bahagia dengan selain Loly, walau hati Loly sakit karena udah terlanjur hanyut oleh perasaan yang masih terpendam, Loly masuk yaa, Loly cape, mau istirahat” Jawab Loly dengan berusaha menahan air mata yang masih terbendung. “Iya Loly, selamat istirahat ya” Kata Arfan yang hendak pergi karena Loly sudah hampir tak terlihat.

            Setelah kejadian tersebut Loly dan Arfan semakin menjauh karena adanya rasa canggung untuk mengawali pembicaraan. Loly sudah bisa melupakan hal-hal manis dengan Arfan karena datangnya Sandi yang seakan menjadi pengobat hatinya.Loly menjadikan hal itu sebagai pelajaran yang bermakna dalam kehidupannya bahwa tidak semua laki-laki itu bersikap manis untuk memberitahu bahwa ia sayang pada wanita, tetapi mungkin itu dilakukan karena ia ingin menjadikan wanita itu sebagai seorang  sahabat yang selalu ada disampingnya. Hanya tertinggal sebuah tulisan dalam diary Loly

If God give me a choice between staying or stay
  away, i would prefer to go away. So that i can foerget my memories with you and repeat again as it was then.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar