Senin, 17 Juni 2013

Cerita (1). Mengenalmu

“Sesuatu yang datang, kelak akan pergi dan menghilang dengan 2 kemungkinan. Pergi karena Tuhan atau pergi karena keinginan.”

Saat pertama kali aku merasakan kegagalan dalam urusan cinta kamu datang bagai pahlawan pengusir kekelabuan hati. Kamu memberikan warna perlahan melukis pelangi-pelangi setelah hujan berlalu. Aku suka caramu memandangku. Tatapmu menembus dalam bola mata menunjukkan bahwa tak semua laki-laki memainkan perasaan wanita. Aku suka caramu berbicara, kata-katamu meyakinkanku bahwa masih banyak laki-laki yang pantas mendapatkan cinta dari seorang wanita yang pernah gagal dicintai atau mencintai. Aku suka caramu bergurau, seakan merebut lalu memelukku dari rengkuhan kesedihan. Aku suka, aku suka setiap apa yang kaulakukan untukku.

Aku berjalan dan kamu disampingku. Ingat ? . Aku tahu pasti, kamu akan begitu mudah melupakannya ketika kusadari kamu disampingku tertawa lepas lalu mencubit pipiku. Kamu memanjakanku dengan seribu rayuan manis yang hanya ditujukan untukku. Memanggilku dengan panggilan mesra yang kutahu tak kautujukan untuk wanita lain. Memangnya begitu? . Aku tidak begitu mengira kamu sama seperti laki-laki pemain cinta lainnya. Datang , lalu pergi seenaknya. Datang dengan bersalam dan pergi tanpa pamitan.
Mengapa begitu bodoh ?. Perhatian yang kamu tujukan untukku menghipnotisku untuk mengenalmu lebih jauh. Menghitung-hitung jari sehari saja tanpa kabarmu. Gurauan dan rayuanmu membuatku tenggelam tak terselamatkan. Kamu penjahat berkelas yang pintar mencuri hati setiap wanita tak pernah tertangkap dan diadili.

Sudah seharusnya aku mencurigaimu ketika terlambat memberikan kabar. Yang jadi pertanyaan, aku siapamu? . Lalu cinta mengapa tega membiarkan seseorang menunggu dan menatap ponsel terlalu lama demi mendapatkan kabar dari yang bukan siapa siapa?. Kehebatan cinta yang selalu mengikutsertakan ketidaksadaran diri membuat siapapun tak pernah lelah menunggu.


Perkiraanku salah. Kabarnya, yang kauberikan untukku itu ternyata juga kauberikan kepada wanita lain. Perhatianmu yang kuanggap lebih itu ternyata tak memiliki arti apapun bagimu. Rayuan manis dan panggilan spesial itu hanya sekedar gurauan untuk menghangatkan sebuah PERTEMANAN . Lalu kamu pergi dengan alasan menyalahkan kebenaran. Membolak-balikkan keadaan sehingga tersudut aku yang salah. Oh Tuhan, lalu alasan apa yang bisa membuatku mempercayai bahwa ada laki-laki yang benar dalam berucap dan sesuai dengan yang diperbuat ? . Dibuat mencintai dan menggilai lalu seenaknya pergi?. Tibanya kauberpamit untuk menggandeng kekasih yang kaupilih ?. Apa alasan yang bisa membuat otakku berhenti berfikir bahwa kau adalah laki-laki PEMBERI HARAPAN PALSU ? . Sesuatu yang datang, kelak akan pergi dan menghilang dengan 2 kemungkinan. Pergi karena Tuhan atau pergi karena keinginan. Dan kaupergi karena keinginanmu yang terpendam, dengan menjadikanku persinggahan sampai kau mendapatkan apa yang kauinginkan. Semoga tatapanku, bicaraku, perhatianku dapat memeluk hatimu memberi tahumu bahwa akulah yang paling mencintaimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar