“Sesuatu yang datang,
kelak akan pergi dan menghilang dengan 2 kemungkinan. Pergi karena Tuhan atau
pergi karena keinginan.”
Saat pertama kali aku merasakan kegagalan dalam urusan cinta
kamu datang bagai pahlawan pengusir kekelabuan hati. Kamu memberikan warna
perlahan melukis pelangi-pelangi setelah hujan berlalu. Aku suka caramu
memandangku. Tatapmu menembus dalam bola mata menunjukkan bahwa tak semua
laki-laki memainkan perasaan wanita. Aku suka caramu berbicara, kata-katamu
meyakinkanku bahwa masih banyak laki-laki yang pantas mendapatkan cinta dari
seorang wanita yang pernah gagal dicintai atau mencintai. Aku suka caramu
bergurau, seakan merebut lalu memelukku dari rengkuhan kesedihan. Aku suka, aku
suka setiap apa yang kaulakukan untukku.
Aku berjalan dan kamu disampingku. Ingat ? . Aku tahu pasti,
kamu akan begitu mudah melupakannya ketika kusadari kamu disampingku tertawa
lepas lalu mencubit pipiku. Kamu memanjakanku dengan seribu rayuan manis yang
hanya ditujukan untukku. Memanggilku dengan panggilan mesra yang kutahu tak
kautujukan untuk wanita lain. Memangnya begitu? . Aku tidak begitu mengira kamu
sama seperti laki-laki pemain cinta lainnya. Datang , lalu pergi seenaknya.
Datang dengan bersalam dan pergi tanpa pamitan.
Mengapa begitu bodoh ?. Perhatian yang kamu tujukan untukku
menghipnotisku untuk mengenalmu lebih jauh. Menghitung-hitung jari sehari saja
tanpa kabarmu. Gurauan dan rayuanmu membuatku tenggelam tak terselamatkan. Kamu
penjahat berkelas yang pintar mencuri hati setiap wanita tak pernah tertangkap
dan diadili.
Sudah seharusnya aku mencurigaimu ketika terlambat
memberikan kabar. Yang jadi pertanyaan, aku siapamu? . Lalu cinta mengapa tega
membiarkan seseorang menunggu dan menatap ponsel terlalu lama demi mendapatkan
kabar dari yang bukan siapa siapa?. Kehebatan cinta yang selalu
mengikutsertakan ketidaksadaran diri membuat siapapun tak pernah lelah
menunggu.
Perkiraanku salah. Kabarnya, yang kauberikan untukku itu
ternyata juga kauberikan kepada wanita lain. Perhatianmu yang kuanggap lebih
itu ternyata tak memiliki arti apapun bagimu. Rayuan manis dan panggilan
spesial itu hanya sekedar gurauan untuk menghangatkan sebuah PERTEMANAN . Lalu
kamu pergi dengan alasan menyalahkan kebenaran. Membolak-balikkan keadaan
sehingga tersudut aku yang salah. Oh Tuhan, lalu alasan apa yang bisa membuatku
mempercayai bahwa ada laki-laki yang benar dalam berucap dan sesuai dengan yang
diperbuat ? . Dibuat mencintai dan menggilai lalu seenaknya pergi?. Tibanya
kauberpamit untuk menggandeng kekasih yang kaupilih ?. Apa alasan yang bisa
membuat otakku berhenti berfikir bahwa kau adalah laki-laki PEMBERI HARAPAN
PALSU ? . Sesuatu yang datang, kelak akan
pergi dan menghilang dengan 2 kemungkinan. Pergi karena Tuhan atau pergi karena
keinginan. Dan kaupergi karena keinginanmu yang terpendam, dengan
menjadikanku persinggahan sampai kau mendapatkan apa yang kauinginkan. Semoga
tatapanku, bicaraku, perhatianku dapat memeluk hatimu memberi tahumu bahwa
akulah yang paling mencintaimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar