Rabu, 19 Juni 2013

Cerita (3) . Cinta monyet ini

Perkenalan itu terjadi  begitu saja dengan pertemuan yang tidak singkat. Membuat hati kita saling tersangkut . Ditempat kita saling beradu dalam sebuah perjalanan menuju masa depan. Rasa nasi goreng pengobat perih itu masih aku ingat, ketika kamu real aku jadikan sandaran. Gambar pocong dipapan tulis itu masih aku abadikan. Hal itu bertepatan saat hati mulai terasa nyaman didekat kamu. Tempat bersejarah yang terakhir kali aku kunjungi diwaktu kelas  4 SD masih aku ingat. Setelah itu bukan menjadi yang terakhir kali lagi. 

Waktu terasa begitu singkat, tapi berada didekatmu terasa begitu lama. Begitu bodoh ketika seperti terbawa jauh dari nyata saat aku balas tatap matamu. Cinta, dari mata turun ke hati. Definisi yang tak asing didengar. Terasa gejolak rindu yang memuncak tanpa sebuah pesan singkat darimu dalam satu hari saja. Memberikan signal pada otak untuk selalu melintasi putaran jalan yang lampau. Sehingga hal tersebut dengan sendirinya membuat lengkungan kebawah pada bibir. Seperti ada guncangan yang hebat saat pesan singkat yang aku terima darimu ada titik dua bintang, kamu memberikanku sebuah harapan. Waktu terus bermelodi aku menaruh hati. Hingga terasa masa seperti berhenti bernyanyi. Aku lihat sepertinya dialah yang terbaik. Pikirku, rasa sayang adalah sebuah rasa yang mampu merelakan kepedihan untuk kebahagiaan seseorang yang disayang. Akal sehatku tak mampu menerima hal yang sepertinya tak adil, itu awalnya. Pada akhirnya, keikhlasan memenangkan. 

Setelah tempuhan sulit yang terlewati , kamu kembali. Memberi terang yang berbeda walau terasa sedikit berapi. Rasa yang menunggu akhirnya sampai pada tujuannya. Aku menemukan pribadiku yang berbeda. Ketika aku merasa menjadi lebih baik dengan selalu bersabar dalam diam. Sembunyikan rasa, mempertahankan hubungan yang lama tak sampai. Inilah waktu dimana setiap waktu aku habiskan dalam pesan singkat bersamamu. Terkadang membuatku seperti lebih tua karna sering melupakan sesuatu saat sedang asik denganmu. Satu waktu saja tanpa kabar kamu, hatiku digeluti rindu, pikiranku dicengkram rasa cemas yang begitu menggelisahkan hati. Apa rasa seperti itu pernah kamu miliki untukku ?. Dalam kelelahan aku sampaikan rindu melalui pertemuan. Rinduku selalu menang melawan rasa lelah. Rasa lelah yang diserang senyummu lalu menghilang begitu saja. Perasaan yang begitu dalam menggerakkan batinku untuk selalu menjadi yang terbaik untukmu.  Tunduk mematuhi akan segala nasihat-nasihat darimu. Selalu menjadi apa yang kamu mau seperti dengan sendirinya menggerakkan diriku. Selalu berusaha mewujudkan keinginanmu, karna aku tak pernah ingin mengecewakan kamu. 

Aku ikuti putaran bumi dalam nyanyian waktu yang masih berdurasi. Mengkhayalkan masa depan bersamamu dengan melupakan perjalanan yang kian panjang membentang. Aku sama sekali tidak pernah menerapkan pengkhianatan dalam diri. Bagiku itu hal terbodoh yang akan membuat aku tergelincir kembali dalam nestapa. Bumi yang berputar seakan semakin cepat membuat aku dan kamu tergelincir dan saling menyakiti. Lalu mulai muncul rasa takut kehilangan yang berlebihan. Amarah seperti sahabat baru yang membisikkan saran menyelesaikan setiap masalah. Aku wanita bodoh yang bersahabat denganya tanpa sadarkan diri.  Membuat kamu jauh lalu pergi dan menghilang untuk kebahagiaan baru. Aku ditertawakan keterpurukan dan merasa dijauhi kebahagiaan . Pikiran yang penuh dengan kamu menggerakkan diri dengan sendirinya untuk memaksakan kamu tetap disini. Ternyata perjalanan yang terlalui banyak itu berpengaruh terhadap merelakan kamu, berbeda dengan pertama aku merelakan kamu. Dia yang kamu pilih, itulah kebahagiaan untuk kamu. Lalu hati aku ? kebahagiaan baru membuat hati kecil kamu tertutup. 

Aku merasa nestapa itu mulai sirna. Keikhlasan mengulurkan tangannya membantu aku bangkit dari keputus asaan. Salah satu dari mimpi aku takkan kembali terwujudkan, satu mimpi yang gugur. Mungkin ini takdir Tuhan, menguji aku melalui kamu makhlukNya yang sangat aku sayang. Semua lekat dalam ingatan. Aku mempunyai cara tersendiri untuk menyampaikan rinduku yang tak pernah bertepi lagi.  Aku tidak bisa meramalkan masa depan. Semoga waktu menunjukkan keadilan dan kebenaran sehingga kita miliki kesempatan bertemu dimasa depan dengan kenangan yang sama sama terkubur. Cinta monyet ini sangat berarti. Aku akan berhenti menyayangimu ketika durasi waktu telah habis, aku janji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar